KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Pembatalan FIFA Matchday Timnas Indonesia vs Curacao pada 27 September di Jakarta International Stadium (JIS), ternyata diendus media Vietnam, Soha.vn. Mereka bahkan “tahu” alasan pembatalan di JIS (digeser ke Stadion Pakansari, Bogor), terkait pencalonkan diri Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, sebagai gubernur Provinsi Jawa Barat.
Soha menyoroti pernyataan Iwan Bule yang mengatakan laga Indonesia vs Curacao “tidak pernah direncanakan di JIS”. Itu disampaikan Iwan Bule itu dalam Rapat Kerja PSSI dengan Komisi X DPR RI, baru-baru ini. “Dua laga Indonesia vs Curacao seluruhnya digelar di wilayah Jawa Barat, Stadion GBLA dan Pakansari,” kata Iwan Bule.
“Perubahan tak terduga dari PSSI mendapat banyak kritik di jejaring sosial. Banyak netizen mengaitkan perubahan ini dengan pernyataan sebelumnya dari Mochamad Iriawan, yang siap mencalonkan diri sebagai Gubernur Provinsi Jawa Barat,” tulis Soha dalam berita Sabtu (10/9/2022).
Lewat perubahan venue itu, Iwan Bule disebut ingin memenangkan hati warga Jawa Barat setelah masa bakti sebagai Ketua PSSI habis pada tahun depan. Masalahnya, PSSI batal memakai JIS dengan cara “menjatuhkan” stadion termewah di Indonesia itu sebagai “tak layak menggelar FIFA Match Day”.
Ada 3 dalih keburukan JIS di mata PSSI. Berdasarkan hasil inspeksi tim Infrastructure Safety and Security PSSI, JIS belum memenuhi kelayakan 100 persen infrastruktur (area drop off tim, sirkulasi aktivitas terkait pertandingan di outer perimeter menumpuk di barat utara).
PSSI menyatakan Concourse timur belum dapat digunakan, perimeter tribune perlu pengkajian ulang, pagar perimeter di bawah concourse barat tidak kokoh) dan sarana prasarana pendukung (kantung parkir, transportasi umum, dan jalan akses menuju stadion belum sesuai standar).
“Sehingga untuk menggelar sebuah pertandingan FIFA Match Day yang mengundang animo penonton sangat banyak maka perlu dilakukan simulasi terkait jumlah penonton mulai dari 25% – 50% – 75% – 100% dari perhitungan maximum safety capacity,” ujar Yunus Nusi, Sekjen PSSI.
Yunus sendiri sebelumnya pernah mengatakan bahwa JIS merupakan stadion berstandar FIFA yang dimiliki Indonesia. Namun semua paham, Sekjen harus siap “meluruskan” pernyataan demi pejabat di atasnya, Ketua Umum.
Jakpro Respons Keras
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) merespons keras pernyataan PSSI. Mereka memastikan JIS sudah memenuhi standar FIFA, meski tidak memungkiri sertifikasi untuk menggelar laga internasional merupakan hal terpisah.
Plt Direktur Proyek JIS, Arry Wibowo, menyatakan melalui amanah yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jakpro telah menyelesaikan pembangunan stadion kelas dunia berstandar FIFA.
Dalam keterangan resmi, Jakpro menyebut JIS dirancang oleh Buro Happold, konsultan perencana dari Inggris, yang punya pengalaman internasional dalam merancang stadion-stadion sepak bola modern di Liga Inggris seperti Tottenham Hotspur Stadium di London, serta perancangan beberapa stadion Piala Dunia Qatar 2022.
“JIS merupakan salah satu stadion yang mirip dengan stadion di Eropa, baik secara desain maupun fasilitas. Selain itu, Jakpro juga didampingi langsung oleh Assessor FIFA pada saat perencanaan dan desain JIS dilakukan,” ujar Arry.
Pernyataan ini muncul setelah PSSI mengungkap alasan tidak menggelar FIFA Match Day Indonesia vs Curacao di JIS. Pihak PSSI mengklaim infrastruktur JIS belum layak untuk menggelar pertandingan berlabel FIFA.
Jakpro kemudian mengungkap 10 poin kriteria teknis dan persyaratan stadion sepak bola modern standar FIFA yang dimiliki JIS. Terkait kantong parkir, Jakpro menyatakan JIS memiliki 1.200 kantong parkir untuk bus dan kendaraan pribadi.
Hal itu dikarenakan peraturan FIFA terkini, menurut Arry, disain stadion modern perlu memperhatikan isu keberlanjutan lingkungan. Salah satunya stadion direkomendasikan agar terintegrasi dengan sarana transportasi publik.
Itu sebabnya fasilitas parkir di JIS daya tampungnya terbatas agar penonton atau suporter yang berkunjung ke stadion, lebih mengutamakan memakai transportasi publik dibandingkan kendaraan pribadi.
“Stadion modern standar FIFA kini dirancang untuk masa depan yang perlu memperhatikan keberlanjutan. Salah satunya, terintegrasi dengan angkutan publik,” ujar Arry.
“Stadion di Eropa pun demikian, Santiago Barnabeu pasca direnovasi hanya menyisakan kurang lebih 500 kantong parkir bus dan kendraan pribadi. Bahkan stadion bersejarah di pusat Eropa yakni Wembley di London menyarankan seluruh penonton yang hadir mengoptimalkan alat transportasi umum yang tersedia.”
Terakhir Jakpro kembali memastikan JIS sudah memiliki kelengkapan fasilitas dan infrastruktur standar FIFA. “Dari aspek perencanaan dan pembangunan, JIS sudah memenuhi dengan standar FIFA. Sertifikasi pertandingan merupakan hal terpisah. Semisal apakah akan dipakai Piala Asia atau Piala Dunia, maka assessment atau sertifikasi dilakukan secara terpisah, mengikuti standar tiap pertandingan,” tulis pihak Jakpro.
Suara netizen lebih sadis. Mereka malah meledek, bahwa standar FIFA sesungguhnya di bawah PSSI. Tamparan ala warganet itu di-tag langsung ke Iwan Bule. Di berbagai wilayah Jabar, kini banyak striker dan spanduk Iwan Bule menuju Jabar 1 pada Pilgub 2024.
“@pssi @pt_lib baca lagi noh standar fifa di JIS, jangan bikin standar sendiri! sejak kapan PSSI>FIFA? @mochamadiriawan84.”
Sebagian warganet menganggap standar FIFA di bawah standar PSSI terkait polemik JIS yang batal digunakan untuk penampilan Timnas Indonesia.
“Standar P$$I Ngelebihin Standar FIFA min.”
“FIFA mah masih di bawah @pssi @pt_lib min, P$$I mah teratas federasi paling tersukses di dunia mengalahkan UEFA.”
“Apakah orang2 Jakpro tdk tau kalau standar PSSI itu lebih tinggi dari standard FIFA?”