KABARKALIMANTAN1, Jakarta –Postingan politikus PDIP Ruhut Sitompul terkait foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Baswedan mengenakan pakaian adat Papua di Twitter, telah viral dan memantik masalah.
Politisi yang pernah bergabung dengan Partai Demokrat itu bahkan dipolisikan. Ruhut yang sering bertemu redaksi, memberi tanggapan melalui telepon dengan Sigit Nugroho dari KABAR KALIMANTAN1, Kamis (12/5/2022).
Anda dipolisikan dengan tuduhan menghina suku tertentu, karena postingan itu dituduh menjurus SARA. Tanggapan Anda?
Tidak ada urusan dengan SARA. Saya hanya bermaksud menyindir tingkah Anies yang kerap menggunakan pakaian adat daerah yang tengah dikunjungi. Itu dilakukan Anies agar dianggap sebagai orang Indonesia asli.
Maksudnya bagaimana?
Misalnya, berkunjung ke Yogja, dia pakai baju adat Yogya agar jadi orang Jogja. Datang ke Jawa Tengah, Banyuwangi atau apa jadi orang sana, biar dibilang orang Indonesia asli.
Jadi tidak ada maksud menghina suku tertentu seperti dikritisi tokoh Papua, Natalius Pigai?
Oh tidak. Sama sekali tidak ada niat melontarkan penghinaan. Foto Anies yang saya posting di Twitter sama sekali tidak mengandung unsur penghinaan.
Menurut pakar telematika, Roy Suryo, foto Anies berkostum tradisional Papua, itu hasil editan. Benarkah?
Saya tidak tahu persisnya. Saya hanya mendapatkan foto tersebut di media sosial lalu mengunggah kembali di akun Twitter saya.
Menurut Pigai, kalau editan atau foto itu diedit, maka ada makna blasphemy atau penghinaan. Pandangan Anda?
Sekali lagi saya tegaskan, tidak ada maksud penghinaan dalam postingan saya terkait.
Tapi Panglima Komandan Patriot Revolusi (Kopatrev) Mega Keliduan terlanjur melaporkan Anda ke Polda Metro Jaya, pada Rabu (11/5). Komentar Anda?
Ya silakan. Kita ini tinggal di negeri demokrasi. Silakan saja. Saya tidak merasa bersalah karena benar-benar tidak bermaksud menghina, tapi sekadar menyentil Anies saja. Tidak ada penghinaan.
