KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya — Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik Tahun 2025 sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi kondisi iklim yang kian tidak menentu.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kalteng, Herson B. Aden, mengatakan Kalimantan Tengah memiliki kekayaan sumber daya alam yang besar, namun di sisi lain juga menghadapi ancaman perubahan iklim seperti kekeringan, banjir, karhutla, hingga pergantian musim yang sulit diprediksi.
“Kondisi ini menuntut kemampuan adaptasi. Informasi iklim menjadi kunci penting dalam perencanaan sektor pertanian, kebencanaan, maupun pembangunan,” jelasnya di Palangka Raya, Senin.
Kegiatan SLI ini dilaksanakan bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dengan mengusung tema Informasi Cuaca dan Iklim sebagai Kunci Swasembada Pangan dan Ketangguhan Bencana.
Sebanyak 60 peserta mengikuti pelatihan, terdiri atas kelompok tani, instansi teknis bidang perlindungan tanaman pangan, BPBD, serta organisasi masyarakat.
Peserta diharapkan menjadi penggerak literasi iklim di wilayah masing-masing sekaligus mampu mengaplikasikan informasi iklim dalam kegiatan pertanian, mitigasi bencana, dan pengelolaan lingkungan.
Herson menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret pemerintah dalam memperkuat kapasitas masyarakat.
“Pengetahuan yang diperoleh di SLI harus mampu diterapkan di lapangan agar memberi nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat dan ketahanan daerah,” ujarnya.
Melalui konferensi video, Direktur Layanan Iklim Terapan BMKG, Marjuki, menjelaskan bahwa perubahan iklim berlangsung cepat dan memberi dampak signifikan terhadap sektor pertanian. Oleh karena itu, pemanfaatan data iklim dan inovasi teknologi sangat diperlukan.
“Kolaborasi antara pemerintah, lembaga teknis, dan masyarakat menjadi fondasi utama untuk mewujudkan swasembada pangan dan ketangguhan menghadapi perubahan iklim di Kalimantan Tengah,” terang Marjuki


