KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya — Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) memperluas pemanfaatan teknologi True Shallot Seed (TSS) sebagai bagian dari pengembangan budi daya bawang merah di lahan pekarangan.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan produktivitas hortikultura di tingkat rumah tangga.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Rendy Lesmana menyampaikan bahwa optimalisasi pekarangan menjadi strategi penting dalam mendorong kemandirian benih serta pemanfaatan sumber daya lokal.
“Pemanfaatan pekarangan merupakan langkah efektif untuk mendukung ketahanan pangan daerah. Teknologi TSS juga memberikan efisiensi lebih baik dibanding bibit umbi,” ujarnya di Palangka Raya, Senin.
Ia menjelaskan bahwa TSS menggunakan benih biji yang lebih sehat, memiliki daya simpan lebih lama, serta menghasilkan tanaman yang relatif tahan terhadap penyakit.
Untuk memperkenalkan teknologi tersebut, TPHP Kalteng menerapkannya melalui lahan percontohan di UPT Balai Pengembangan Produksi Benih Tanaman Pangan Hortikultura (BPPB-TPH).
“Kami ingin setiap lahan, termasuk pekarangan, dimanfaatkan secara optimal sebagai ruang produksi yang produktif,” kata Rendy.
Kepala UPT BPPB-TPH Isnawati menambahkan bahwa budi daya bawang merah melalui TSS di lahan pekarangan kantor merupakan contoh nyata penerapan teknologi yang dapat diterapkan masyarakat.
“Melalui perawatan yang tepat, bawang merah dapat tumbuh baik meskipun lahan terbatas. Ini menjadi bukti bahwa teknologi TSS sangat memungkinkan diterapkan di pekarangan,” jelasnya.
Kegiatan percontohan tersebut melibatkan Pengawas Benih Tanaman, tenaga teknis, serta peserta magang dari Universitas Palangka Raya, SMK Katingan Kuala, dan SMK Budi Mulya. Mereka secara langsung mempelajari teknik penyemaian hingga pemeliharaan bawang merah berbasis TSS.
Melalui edukasi lapangan ini, masyarakat dapat melihat bahwa benih TSS mampu tumbuh optimal di wilayah perkotaan seperti Palangka Raya.
Benih biji TSS juga memiliki sejumlah keunggulan, antara lain daya simpan hingga dua tahun selama tersimpan di gudang yang tidak terkena cahaya matahari, serta tidak membawa virus dan jamur sehingga kebutuhan pupuk lebih efisien.
Pemprov Kalteng berharap penerapan teknologi ini dapat diperluas oleh kelompok masyarakat sehingga budi daya bawang merah di pekarangan menjadi salah satu sumber pangan dan ekonomi yang berkelanjutan.


