KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya — Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menegaskan komitmennya mempercepat transformasi pengelolaan sampah di seluruh daerah, sebagai upaya mencapai target Zero Waste Kalteng 2030.
Penegasan tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Lingkungan Hidup yang digelar di Palangka Raya, Kamis (6/11).
Staf Ahli Gubernur Kalteng Yuas Elko, mewakili Gubernur Agustiar Sabran, mengungkapkan bahwa volume sampah di Kalimantan Tengah terus meningkat dan kini mencapai sekitar 1.259 ton per hari atau sekitar 459 ribu ton per tahun.
“Kondisi ini menuntut adanya perubahan sistem pengelolaan yang lebih komprehensif, berbasis ekonomi sirkular dan pemanfaatan teknologi,” ujarnya.
Rakorda yang digelar Dinas Lingkungan Hidup Kalteng mengangkat tema “Menuju Zero Waste Kalteng 2030: Transformasi Pengelolaan Sampah, Ekonomi Sirkular, dan Inovasi Teknologi.”
Forum ini menjadi ruang koordinasi antara pemerintah, pelaku usaha, serta masyarakat untuk menekan timbulan sampah sekaligus meningkatkan pemanfaatannya.
Yuas menjelaskan sekitar 35,5 persen sampah di Kalteng merupakan sampah organik yang berpotensi diolah menjadi kompos atau biogas. Sementara itu, sampah plastik dapat dimanfaatkan melalui bank sampah, program daur ulang, maupun ekowirausaha berbasis komunitas.
Ia mencontohkan sejumlah inovasi lokal seperti Bank Sampah Jekan Mandiri Keliling (BASMI) dan program Kampung Iklim (Proklim) yang dinilai efektif dalam mengurangi sampah rumah tangga serta meningkatkan partisipasi masyarakat.
“Kolaborasi dengan dunia usaha dan komunitas menjadi kunci dalam membangun ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” tambahnya.
Kepala DLH Kalteng Joni Harta menuturkan bahwa sebagian besar sampah di provinsi ini masih berasal dari rumah tangga dan plastik, sementara kapasitas pengelolaan belum sepenuhnya optimal.
“Melalui Rakorda ini, kami mengevaluasi capaian sekaligus merumuskan terobosan baru berbasis teknologi dan ekonomi sirkular untuk memperkuat sistem persampahan di daerah,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan mencapai Zero Waste 2030 membutuhkan kerja bersama seluruh unsur: pemerintah, sektor swasta, komunitas, serta masyarakat.
“Kami berkomitmen menjadikan Kalimantan Tengah sebagai daerah yang bersih, hijau, dan berkelanjutan,” tutupnya.


