POLITIK

Netizen Mem-Bully Usai Deklarasi Ganjar Capres, PDIP: PSI Tak Sopan

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Zanuba Arifah Wahid alias Yenny Wahid sebagai capres-cawapres di Pilpres 2024.

Namun deklarasi yang dipamerkan di Twitter tersebut diserbu atau di-bully netizen lantaran cuitan Ketua Umum PSI, Giring Ganesha, yang sebelumnya menyindir deklarasi Anies Baswedan sebagai capres dari Partai Nasdem di hari yang sama.

Menurut Giring, PSI tidak akan bicara politik di tengah duka atas tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan ratusan penonton di Indonesia. Namun cuitan itu dihapus menjelang deklarasi PSI terhadap Ganjar.

“Hilangnya ratusan nyawa di #kanjuruhan membuat kami di @psi_id menyingkirkan bahasan politik sementara, deklarasi capres di tengah kedukaan tentu menyisakan rasa nir empati. PSI konsisten menolak pemimpin pengusung politik identitas,” tulis Giring dalam tangkapan layar yang beredar di media sosial.

Netizen pun ramai-ramai menyindir sikap Giring yang dianggap menjilat ludah sendiri.

“Kritik sendiri deklarasi sendiri,” tulis seorang netizen.

“Muak melihat politisi lain yang suka menjilat ludah sendiri, Gining Garesha memilih untuk mukbang muntahannya sendiri,” tulis netizen lainnya.

“Rata-rata petinggi dan kader PSI, satu frekuensi. Ga bisa dipegang omongannya. Politisi perusak Indonesia,” komentar yang lain.

Dibela Grace Natalie 

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, mengatakan netizen seyogyanya bebas untuk beropini. Ia tak menampik bahwa Giring sempat menuliskan cuitan tersebut. Namun ia menegaskan keputusan Giring menghapus cuitan bukan atas permintaan PSI.

“Bukan dari PSI. Ya enggak apa-apa itu kan haknya bro Giring,” kata Grace. “Netizen bebas opini apa saja, kan kita negara demokrasi. Yang pasti, kami sudah melakukan dengan optimal apa yang bisa kami lakukan sebagai organisasi dan partai politik.”

Grace juga mengatakan PSI telah menginstruksikan seluruh pengurus dan kader untuk membantu korban tragedi di Malang yang menewaskan ratusan orang tersebut. Ia menyebut PSI juga sudah meminta agar tragedi itu diusut tuntas dan para penanggung jawab disanksi tegas.

“Di saat yang bersamaan kami juga punya tanggung jawab terhadap masyarakat Indonesia yang sudah partisipasi dalam rembuk rakyat. Mereka sudah menantikan hasilnya,” katanya.

“Kedua hal ini kami jalankan paralel. Dua duanya prioritas, tragedi Kanjuruhan dan rembuk rakyat,” tukas dia.

Sebelumnya, PSI resmi mengumumkan mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Zanuba Arifah Wahid alias Yenny Wahid sebagai calon presiden dan wakil presiden dalam Pemilu 2024.

Ganjar juga mengucapkan terima kasih kepada PSI yang telah memilih namanya lewat mekanisme penjaringan capres internal Rembuk Rakyat.

“Terima kasih bro & sis, tapi saya fokus kerja dulu ya buat jateng, salam metal.” kata Ganjar, Senin (3/10).

Beberapa jam sebelum deklarasi tersebut, Partai Nasdem resmi mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024. Anies yang hadir bersama Ketua Umum Surya Paloh di Nasdem Tower itu pun mengaku siap menerima mandat sebagai capres.

PDIP Meradang

Kubu PDIP ternyata meradang. Ketua Bappilu PDIP, Bambang Wuryanto, alias Bambang Pacul menyinggung sopan santun Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres.

Pasalnya, Ganjar masih berstatus sebagai kader PDIP. Pacul menjelaskan, PSI seharusnya bertemu Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri lebih dahulu sebelum mendeklarasikan dukungannya kepada Ganjar Pranowo.

“Apa tidak ada jeleknya bicara dengan bu Ketum dulu? Ini kan hal-hal yang, yo rasa’no [kamu rasakan sendiri-Red]. Salah tidak omongan saya? Pasti tidak-lah,” ujar Pacul di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (4/10/2022).

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!