Negara Gagal Kendalikan Harga Telur, Tembus 2 Rekor!

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Naiknya harga telur dinilai semakin liar, hingga mencapai rekor termahal dan terlama sepanjang sejarah telur di Indonesia. Demikian rangkuman redaksi dari konsumen dan pedagang telur di pasar, serta Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI).

Hampir semua menilai negara atau pemerintah dinilai gagal mengendalikan harga kebutuhan pokok dari unggas tersebut. Ketua Umum IKAPPI, Abdullah Mansuri, menyebut kenaikan harga telur belakangan ini merupakan rekor baru di Indonesia.

“Ya, ini kenaikan yang paling lama sepanjang sejarah. Sebelumnya harga telur tidak pernah terus menerus mengalami kenaikan yang hampir sebulan. Dulu juga naik, tapi ada naik atau turunnya,” ujar Abdullah, Kamis (11/6/2023).

“Selama fase ini, saya belum bisa memprediksi sampai kapan kenaikannya. Tapi yang pasti, ini paling lama kenaikannya. Biasanya nggak begitu lama kok kenaikannya, harga sudah turun. Nanti naik lagi, turun, nanti naik lagi.”

Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga telur ayam Kamis (2/6) menembus Rp32.000/kg di pasar. Menurut pantauan redaksi Jumat pagi (2/6), di Pasar Reni Jaya Pamulang, Tangsel, harga mencapai Rp32.500/kg.

Lain lagi harga di warung, harga masih naik lagi mencapai Rp34.000/kg. Di pelosok Kab. Cianjur, harga bahkan melesat sampai Rp36.000/kg. “Itu sangat memberatkan rakyat. Pemerintah bagaimana sih, seperti ga bisa mengendalikan harga,” komentar Ibu Masiah, warga Kel. Bungbangsari, Takokak, Cianjur.

Penyebab Harga Naik

Abdullah sebagai orang nomor sati di IKAPPI menyebut, penyebab beberapa variabel yang membuat menggilanya harga telur. Salah satunya, alur distribusi telur ayam yang semrawut.

“Kenaikan dari harga telur itu faktornya banyak. Pertama, persoalan produksi. Dibanding tahun kemarin, produksi relatif berkurang. Ini dipicu soal tingginya harga pakan ternak,” kata Abdullah kepada CNBC Indonesia, Senin (22/5/2023).

Akibat produksinya yang sedang berkurang, harga jadi tinggi. Parahnya, permintaan telur ayam di tahun ini justru jauh lebih tinggi dibanding dengan tahun sebelumnya. “Supply dan demand nya gak seimbang, sehingga harganya tinggi,” jelasnya.

Terkait perubahan alur distribusi, itu juga dituding menjadi faktor meningkatnya harga telur ayam belakangan ini.

“Kebiasaan petelur, mereka menyerahkan ke pedagang pasar, tapi proses distribusinya lebih banyak di luar pasar. Sampai di pasar harga berbeda. Ini juga penyebab harga jadi tinggi,” tukasnya.

Adapun distribusi di luar pasar menurut Abdullah terkait dengan adanya program bantuan sosial Keluarga Rentan Stunting (KRS) Bapanas. Selain itu, efek adanya distributor atau pedagang telur ayam baru, yang menjual telur di luar alur distribusi pasar tradisional.

“Ada banyak hal, faktornya banyak, penyebabnya banyak, distributornya juga banyak. Ada distributor baru, ada Kementerian bikin toko, program KRS Bapanas. Macam-macamlah,” tutur dia.

“Pemerintah harus menyiapkan skema kebutuhan yang diperlukan. Itu dipersiapkan jauh-jauh hari, sehingga produksi tidak terganggu dan distribusi di pasar tidak terganggu,” imbuhnya.

Langkah Pemerintah

Secara terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menuturkan kenaikan harga telur saat ini adalah dinamika yang akan disikapi pemerintah secara komprehensif.

“Dinamika harga telur ini harus dilihat dari berbagai sisi, karena tidak terlepas dari upaya menjaga keseimbangan dan harga yang wajar di tingkat peternak, pedagang, dan konsumen,” katanya dalam keterangan resmi.

“Saat ini di tingkat hulu atau peternak terjadi perubahan biaya produksi, khususnya variabel biaya pakan. Untuk menjaga biaya produksi di tingkat peternak tidak semakin melonjak, kita prioritaskan untuk dilakukan langkah stabilisasi harga pakan.”

Beberapa bulan terakhir, Pemerintah berusaha menyiapkan harga yang wajar di tingkat peternak, pedagang dan konsumen. “Hal Ini sesuai dengan concern Presiden Joko Widodo agar harga pangan dijaga tetap wajar dan seimbang di peternak, pedagang, dan konsumen,” lanjut Arief.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *