KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Ormas Muhammadiyah Indonesia terus diserang. Setelah darah pengikut dihalalkan peneliti BRIN gara-gara tak mengikuti hasil sidang Isbat Kemenang RI, kini mereka diduting mirip Syiah.
Ketua Riset dan Advokasi Publik Lembaga Bantuan Hukum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Gufroni, mengatakan kader-kader Muhammadiyah di daerah melaporkan seorang Ustaz bernama Hafzan El Hadi ke polisi. Hafzan mengaitkan Muhammadiyah dengan Syiah melalui tulisannya di media sosial.
“Saya dengar seperti itu ya. Dari PDPM [Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah] Payakumbuh, termasuk di beberapa daerah juga di Maluku, dari AMM Maluku, sudah ada laporan di Polres di sana,” kata Gufroni, Kamis (27/4/2023).
Salah satu laporan polisi yang masuk adalah dengan nomor ADUAN/95/IV/2023/SPKT/POLRES PAYAKUMBUH pada Senin (24/4). Gufroni menyayangkan pernyataan Hafzan yang menuding Muhammadiyah sama seperti Syiah. Baginya, tudingan tersebut sangat fatal lantaran diucapkan oleh seorang tokoh agama.
Gufroni menilai sudah seharusnya budaya toleransi dijunjung tinggi oleh sesama umat Islam. Terlebih, ia mengatakan tiap organisasi keagamaan pasti memiliki pandangannya tersendiri terkait ijtihad.
“Tiap ormas kan punya pandangan sesuai dalil dan dasar hukumnya. Jangan sampai terulang lagi ya. Karena Lebaran beda hari, orang-orang seperti bebas menyerang Muhammadiyah. Kita tetap hormati yang jadi keputusan pemerintah,” kata dia.
Meski demikian, Gufroni memastikan PP Muhammadiyah tak akan ikut melayangkan laporan ke polisi terkait pernyataan Hafzan. Namun, Ia tak bisa menghalangi bila pengurus atau kader Muhammadiyah di daerah melaporkan Hafzan.
“Karena ini sudah ada laporan polisi, kita tidak bisa menghalangi teman daerah melaporkan. Nanti kita liat saja kelanjjutan proses hukumnya,” kata dia.
Hafzan dikenal sebagai guru di salah satu pesantren di Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatra Barat. Beberapa pemberitaan menyebut Hafzan sempat menyamakan Muhammadiyah dengan Syiah dalam tulisannya di sosial media.
“Yang masih menganut sekte Muhamm*diyah biar melek, ini sisi kesamaannya dengan Syi’ah. Ber-Islam lah tanpa Ormas,” begitu bunyi tulisan dalam postingan Hafzan di media sosialnya.
Belakangan Hafzan dikabarkan telah meminta maaf kepada Muhammadiyah atas pernyataannya tersebut. Para kader memaafkan tapi ingin kasus dilanjutkan ke polisi agar kejadian tak terus berulang.
