Indonesia

Lewat Piala Dunia U17, Erick Thohir Lakukan Perlawanan

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Penunjukan FIFA terhadap Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U17 2023, dijadikan momentum “perlawanan” oelh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Menteri BUMN yang kini namanya harum setelah melakukan banyak gebrakan di sepak bola Indonesia, punya kesempatan berbicara “keras”.

Seperti diketahui, Indonesia sebelumnya berkesempatan jadi tuan rumah Piala Dunia U20. Namun akibat Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng) dan I Wayan Koster (Gubernur Bali) menolak kehadiran Israel sebagai peserta, FIFA tegas membatalkan Piala Dunia U20 di Indonesia.

Publik sepakat, apa yang dilakukan Ganjar dan Koster serta partainya, lebih condong ke alasan politis. Misalnya mencari simpati publik jelang Pemilu 2024. Hanya saja mereka salah perhitungan. Momentun tuan rumah Piala Dunia ini langka, termasuk keikut-sertaan pemain Indonesia di event itu. Alhasil, semua berantakan.

Sebelum Indonesia dijatuhi sanksi, Erick sempat melobi Gianni Infantino, Presiden FIFA. Selein demi mereduksi jenis sanksi, Erick sekaligus menyodorkan program besar sepak bola Indonesia. Pejabat FIFA yang telah berbulan-bulan di Indonesia pun melihat animo besar di sini.

Menjadi tuan rumah Piala Dunia U17 salah satunya, tapi materi itu versi sumber redaksi, tidak untuk dipublikasikan. Soalnya, terkait Israel. Jika Israel tersisih dan pasti tak berlaga di Piala Dunia U17, maka peluang itu terbuka. Begitu sebaliknya. Nyatanya, Israel tersisih.

Karena itu, harapan publik agar para politisi tak lagi memakai Piala Dunia U17 sebagai ajang kampanye, banyak disuarakan. Apalagi oleh para netizen di media sosial. Benturan jadwal kampanye pun disuarakan.

“Seperti yang disampaikan Bapak Presiden, olahraga ya olahraga. Politik ya politik. Jangan juga nanti ada event kelas dunia berhenti karena musim kampanye,” kata Erick dalam keterangan pers di Gedung Danareksa, Jakarta Pusat, Sabtu (24/6/2023).

Erick menjelaskan sembari membandingkan soal Liga 1 yang berjalan pada musim kampanye dengan jumlah penonton sebanyak 50 persen dari kapasitas tribun stadion. Ia menyampaikan hal ini secara berhati-hati, sebab sensitif. Reaksi negatif otoritas keamanan dan politik, bisa dijawab brutal oleh penggila bola yang sudah kesal akibat kegagalan Piala Dunia U20.

Mengenai kemungkinan bentrok jadwal antara Liga 1 dan Piala Dunia 2023, Erick pun mengaku sudah menghubungi PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi sepak bola tertinggi tersebut.

“Saat yang bersamaan juga tadi malam, saya telepon operator Liga 1 bagaimana caranya supaya Liga 1 bisa berjalan. Ini kesempatan kita bisa men-sinergi-kan,” terangnya sembari mengingatkan bahwa ada kepentingan sponsor, serta kepentingan lebih besar, yakni reputasi negara.

Peluang Main di JIS

“Perlawanan” Erick juga tampak dari penetapan venue. Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang sudah berstandar FIFA, nyatanya pada saat jadwal Piala Dunia U17, dipakai oleh konser grup pmusik Coldplay. Panpel kabarnya sudah membayar uang muka, dan secara huku hal itu sudah mengikat.

Sementara PSSI baru mendapatkan penunjukan Piala Dunia U17 pada Jumat, atau 2 hari lalu. Selama ini opsi memakai Jakarta International Stadium (JIS) seperti diabaikan sebab stadion Rp5 triliun itu dirampungkan eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Sudah jadi rahasia umum, pemerintahan Joko Widodo sangat alergi dengan Anies yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Sementara Jokowi terang-terangan membela Ganjar Pranowo yang iusung PDIP. Campur tangan presiden disini dianggap melanggar etika.

Nah, keberanian Erick menyebut JIS sebagai salah satu opsi menggelar Piala Dunia U17 dianggap luar biasa. Sumber redaksi di lingkar dalam PSSI menyebut, ini tak lepas dari imbas Piala Dunia U20.

“Dulu, yang diplot jadi Capres-Cawapres adalah pasangan Ganjar-Erick, disingkat Jarik. Tapi saat Ganjar dan partai menolak Israel, Erick tak satu suara, bahkan menyesalkan. Makanya Ercik dilepas dari skenario awal. Makanya dia serang berani melawan penguasa meski hati-hati,” ujar sumber tadi.

“Saya tidak bisa menyatakan apakah Coldplay itu mundur atau tetap, yang pasti harus kita carikan solusi. Keduanya event bagus untuk Indonesia. Lagi pula, kan kita punya Jakarta International Stadium atau JIS,” kata Erick dalam jumpa pers di Menara Danareksa, Jakarta, Sabtu (24/6/2023).

“Jangan kita sentral ego, bahwa ini yang benar, yang lain harus ngalah. Tapi saya harap memang, ketika ada FIFA Matchday atau event besar lain seperti Piala Dunia, stadion utama yang representatif harus siap dipakai,” dia menjelaskan.

“Kalau FIFA Matchday, itu kan kalender resmi. Ini yang saya mohon, harus sama-sama. Makanya saya mohon FIFA matchday itu harus jadi kalender utama. Alhamdulillah Indonesia juga punya staion besar sekarang selain SUGBK. Ada Stadion Gelora Bung Tomo, ada Jakarta Internatinal Stadium (JIS). Kalau ada kekurangan, nanti kita samakan standarnya.”

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!