KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menggelar kegiatan pelayanan kesehatan spesialistik sebagai salah satu upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
“Kami mengirimkan dokter spesialis ke sejumlah titik untuk bisa mengetahui kondisi kesehatan masyarakat dan itu akan menjadi bahan evaluasi kami ke depannya,” kata Bupati Kotim Halikinnor di Sampit, Rabu (11/9).
Taraf kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dan pembangunan suatu daerah. Pelayanan kesehatan spesialistik ini dilaksanakan di Kecamatan Cempaga dan Parenggean.
Adapun Halikinnor mendapat informasi cukup banyak anak-anak di sejumlah wilayah Kotim yang dalam kondisi hampir stunting dan sebagian kurang gizi, sehingga dengan kegiatan ini pihaknya ingin mengetahui lebih jauh tentang kondisi kesehatan masyarakat yang akan menjadi bahan evaluasi ke depan.
“Supaya kita tahu apa saja yang menjadi kekurangan dan itu menjadi persiapan agar masyarakat kita bisa terjaga kesehatannya,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi menyampaikan, pelayanan kesehatan spesialistik dilakukan dengan memberi pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat, karena kesehatan hal yang utama dan mempengaruhi inteligensi seseorang.
“Kecerdasan kita dimulai dari kesehatan. Maka dari itu, penting bagi kita memperhatikan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan sebelum sakit untuk menjaga kesehatan kita,” ucapnya.
Dalam kegiatan ini pihaknya bekerja sama dengan RSUD dr. Murjani Sampit dan mengerahkan sebanyak lima dokter spesialis, meliputi satu spesialis penyakit dalam, dua spesialis anak, satu spesialis kandungan dan satu spesialis jiwa. Belum termasuk tenaga kesehatan lainnya, seperti perawat yang turut membantu.
Di samping memberikan layanan kesehatan, mereka juga memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan.
Terutama bagi ibu hamil dan ibu yang memiliki anak balita diminta untuk rutin ke posyandu. sebab, upaya pencegahan stunting dilakukan sejak 1.000 HPK, mulai dari awal pembuahan, kehamilan, sampai anak berusia 2 tahun.
Stunting perlu dicegah sejak dini, karena stunting dalam jangka panjang bukan hanya berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak, tetapi juga terhadap perkembangan emosi hingga ekonomi.
Sumber: ANTARA