KABARKALIMANTAN1, Seoul – Seorang saksi yang juga korban tragedi pesta hantu Halloween Itaewon, menyebut sejumlah pengunjung diusir dari toko dan bar ketika ingin menyelamatkan diri dari kerusuhan yang menewaskan 154 orang di Korea Selatan tersebut.
Ia yang merupakan korban selamat, menyalahkan pemilik bar dan klub yang diduga menghalangi orang untuk menyelamatkan diri dari gang yang penuh sesak oleh pengunjung pesta hantu Halloween Itaewon.
“Sepertinya korban lebih parah karena orang-orang berusaha melarikan diri ke toko-toko terdekat, diusir kembali ke jalan karena jam kerja sudah berakhir,” kata saksi yang tidak mau disebutkan namanya, seperti dikutip dari situs berita lokal Yonhap.
Ia berharap pemerintah Korsel mengurai tragedi ini, dan bila memungkinkan mengusut siapa saja pihak yang dinilai ikut bertanggung-jawab. Jika ia mau bersaksi, bisa jadi pemilik took dan bar yang mengusir bisa dipidanakan, meski terbuka ruang untuk membela diri.
“Itu soal kepedulian sosial. Bisa dipidana, tapi lawyer yang bagus bisa meloloskan pemilik took dan bar dari dakwaan. Menurut saya, sanksi sosial akan mereka rasakan. Begitu nama toko dan bar mereka jadi viral, tamat sudah bisnis mereka di Itaewon,” ujar rekan yang menolong saksi korban keluar dari gang maut tersebut.
Salah satu warga yang hadir di lokasi, Jeon Ga-eul (30) mengatakan saat itu dirinya sedang minum-minum di sebuah bar di Itaewon. Begitu mendengar kabar ada sesuatu yang mengerikan sedang terjadi di luar, Jeon pun bergegas untuk melihat situasi.
“Ketika saya pergi keluar untuk melihat, di sana orang-orang melakukan melakukan resusitasi jantung paru-paru atau CPR di jalanan,” kata dia seperti dikutip dari AFP, Minggu (30/10).
Sementara itu Ji Young, salah satu bartender yang bekerja di Itaewon, menyebut kerumunan hebat hingga berujung desak-desakan itu baru kali pertama terjadi di sana. Sebelumnya, lokasi itu memang ramai tapi tak pernah sepadat malam tragedi itu.
Kerusuhan pecah pada perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10) malam hingga Minggu (30/10) dini hari. Sekelompok besar pengunjung yang merayakan Halloween menyerbu ke gang sempit dan saling dorong.
Kawasan Malam
Mengutip dari laman The Seoul Guide, Itaewon merupakan salah satu distrik di Seoul yang populer sebagai tempat kumpul anak-anak muda dari berbagai lapisan. Pengunjungnya bukan hanya orang Korea, banyak ekspatriat dan turis asing yang kerap nongkrong di Itaewon.
Itaewon menjadi kawasan ramah bagi turis asing. Tempat ini juga populer dengan berbagai restoran masakan internasional. Selain restoran, Itaewon juga dilengkapi dengan bar, toko, hingga klub yang kerap melayani orang asing.
Kegiatan Halloween Party sendiri memang kerap digelar di Itaewon. Hanya saja, sejak pandemi menyerang acara party tersebut tidak digelar hampir 3 tahun. Baru tahun ini kegiatan itu kembali digelar. Antusiasme warga lokal maupun asing, tak terbendung.
Tragedi Itaewon menjadi kasus paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan. Menurut Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korsel, data terakhir pada Minggu malam mencatat korban tewas sebanyak 154 orang, termasuk 26 orang asing dan lebih dari 100 lainnya luka-luka. Jumlah korban tewas bisa bertambah lagi.
“Orang-orang terus mendorong ke gang klub yang menurun, mengakibatkan orang lain berteriak dan jatuh seperti kartu domino,” tulis seorang saksi tak dikenal di Twitter.
“Saya pikir saya akan dihancurkan sampai mati juga karena orang-orang terus mendorong tanpa menyadari ada orang yang jatuh di awal penyerbuan.”
Seorang wanita berusia 20-an yang selamat mengatakan tragedi Itaewon terjadi setelah kerumunan besar orang bolak-balik selama beberapa waktu. Hal ini kemudian menyebabkan temannya terjepit di bawah kerumunan.
Wanita bermarga Park itu mengatakan, “Orang pendek seperti saya bahkan tidak bisa bernapas. Saya bisa bertahan karena berada di pinggir gang. Sepertinya orang di tengah paling menderita.”
Saat itu, sejumlah orang yang sudah berada di bagian atas jalan ternyata terjatuh, menimpa massa di bawahnya. Di tengah kepanikan, para pengunjung saling injak.
Karena situasi penuh sesak, petugas bersusah payah menarik beberapa orang keluar dari kerumunan. Puluhan orang sudah terkapar di jalanan dan mengalami henti jantung. Beberapa pengunjung dan petugas memberikan pertolongan pertama lewat teknik CPR di tengah hiruk pikuk massa.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, memerintahkan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab utama tragedi ini. Yoon ingin memastikan kejadian serupa tak terjadi di kemudian hari.
Sementara proses penyelidikan berjalan, Yoon mendeklarasikan masa berkabung mulai Minggu hingga Sabtu mendatang. Selama masa berkabung, kantor pemerintahan diminta mengibarkan bendera setengah tiang.
Artis Korban, WNI Aman
Korban tewas akibat tragedi di perayaan Halloween di kawasan Itaewon, Korea Selatan, terus bertambah. Kini, 154 orang dinyatakan tewas, 26 di antaranya merupakan warga asing.
Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korsel mengonfirmasi bahwa mereka mencatat 154 tewas hingga Minggu (30/10).
Kementerian Luar Negeri Korsel kemudian mengungkap bahwa 26 warga asing yang menjadi korban tewas berasal dari 14 negara. Selain itu 3 personel militer Korea Selatan ikut jadi korban tewas (4 lainnya terluka). Ada korban yang juga artis kontestan Produce 101 Season 2, Lee Ji-han. Nyawanya tak terselamatkan.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Seoul membeberkan setidaknya 2 warga negara Indonesia (WNI) jadi korban, namun hanya terluka dan tak sampai tewas.
“Berdasarkan koordinasi KBRI Seoul dan otoritas setempat serta rumah sakit, sejauh ini terdapat 2 WNI yang luka ringan akibat insiden perayaaan Halloween di Itaewon. Mereka sudah boleh pulang,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha, Minggu (30/10).
