KESRA

KLH akan Replikasi Pengelolaan Sampah di Jakut ke Daerah Lain

KABAR KALIMANTAN1, Jakarta – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan mendorong replikasi model pengelolaan sampah yang berhasil di Jakarta Utara untuk diterapkan di wilayah lain Jakarta serta kabupaten/kota lain di Indonesia.

“Kita harus bekerja keras bersama-sama mengatasi persoalan sampah ini. Semoga semua bisa maksimal, dan terkhusus untuk Jakarta Utara saya harap bulan Juli ini sudah selesai pilah-pilih sampahnya,” kata Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq di Jakarta, Minggu (29/6).

Hal itu disampaikan oleh Menteri Hanif usai meninjau langsung RW 05 Sunter Agung, Jakarta Utara, yang kini menjadi percontohan nasional dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat pada Sabtu lalu (28/6).

Di wilayah tersebut, kolaborasi aktif warga, teknologi tepat guna, dan program insentif sosial, lokasi ini berhasil memilah 93,5 persen sampah rumah tangga,sebuah pencapaian yang siap direplikasi secara nasional oleh KLH/BPLH.

 

RW 05 Sunter Agung mencatat keterlibatan aktif sebanyak 970 dari total 1.037 rumah tangga dalam pemilahan sampah domestik. Model pengelolaan di kawasan itu memadukan edukasi lingkungan secara rutin, sistem pengolahan organik, penerapan teknologi skala rumah tangga dan komunitas, serta skema insentif sosial yang mendorong partisipasi warga.

“Inisiatif ini tidak hanya fokus pada pengurangan volume sampah yang dibuang ke TPA, tetapi juga meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan warga secara simultan,” jelasnya.

Sebagai bentuk konkret komitmen pemerintah, KLH/BPLH akan mendorong replikasi model RW 05 ke wilayah lain di Jakarta dan kabupaten/kota di Indonesia. Dukungan teknis akan diberikan dalam bentuk regulasi, pelatihan, penyediaan peralatan, serta kolaborasi lintas sektor

Dia menyoroti sejumlah program di lingkungan tersebut yang bisa direplikasi termasuk Green House Sunter Muara yang digunakan untuk pertanian kota (urban farming) dan menggunakan kompos organik, Bank Sampah Sunter Muara, teknologi biopond maggot dan central maggot, serta penataan sanitasi lingkungan.

 

Keberhasilan di RW 05 tidak lepas dari pendekatan partisipatif yang konsisten. Program edukasi lingkungan dilakukan melalui KUPILAH atau Kurangi, Pilah, dan Olah Sampah yang digalakkan oleh kader lingkungan secara rutin.

Dia menilai bahwa dampak dari berbagai inovasi itu tidak hanya terlihat pada penurunan volume sampah yang dibuang ke TPA, tetapi juga pada meningkatnya pendapatan warga, penguatan ketahanan pangan keluarga, serta tumbuhnya budaya hidup bersih dan sehat di lingkungan perkotaan.

Inisiatif itu juga mendukung target nasional pengurangan sampah sebesar 52,21 persen pada 2025 dan pengelolaan 100 persen sampah pada tahun 2029, sebagaimana tercantum dalam Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah.

Selain itu, pengelolaan sampah juga menjadi bagian dari kontribusi Indonesia dalam pengurangan emisi karbon dan pencapaian target net zero emission.

 

 

Sumber: ANTARA

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!