KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya – Penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Tengah menjadi atensi khusus dari pemerintah pusat. Berbagai upaya terus dilakukan guna mencegah terjadinya bencana kabut seperti pada 2015 dan 2019.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayor Jendral TNI Suharyanto mengingatkan, pemerintah di daerah untuk dapat mengutamakan langkah pencegahan sebelum titik api membesar. Hal itu penting dilakukan agar bencana kabut asap dapat dicegah.
“Kita utamakan pencegahan sebelum api besar. Karena kalau api sudah besar, meskipun BNPB bantu dengan helikopter, dengan teknologi modifikasi cuaca, tapi kalau sudah terlanjur besar maka akan berat,” katanya, saat apel gelar pasukan dan sarana prasarana karhutla.
Saat meninjau kesiapan peralatan personel dan peralatan penanganan karhutla di Halaman Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya, Jumat (16/6/2023) Suharyanto mengatakan, kondisi cuaca di provinsi setempat pada tahun ini berbeda dengan tiga tahun sebelumnya. Pasalnya, BMKG memprediksi kemarau akan lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya.
“Meskipun saat ini masih ada hujan. Namun di minggu-minggu depan, berdasarkan prediksi BMKG cuaca akan lebih banyak kemarau apabila dibandingkan dengan tahun 2022, 2021, dan 2020. Untuk itu kita ingatkan agar penanganan karhutla harus perhatian kita semua,” jelasnya.
Suharyanto bilang, BNPB mencatat 1.037 titik api yang sudah muncul di sejumlah kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah. Seluruh sumber daya baik personel ataupun perlengkapan untuk penanganan karhutla harus dipersiapkan sedini mungkin.
“Saya minta kita semua bersama-sama menyatukan pikiran tidakan kegiatan untuk sama-sama bersatu padu antara pusat dan daerah, untuk menangani karhutla ini. Apel gelar ini bukan kegiatan seremonial semata, semua harus kompak dan yakin,” pesannya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo menyampaikan laporan Gubernur Sugianto Sabran mengatakan, pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota telah memperkuat kesiapsiagaan menghadapi karhutla 2023 ini.
Gubernur Kalimantan Tengah telah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla sejak 29 Mei 2023 sampai 10 November 2023, agar penanganan karhutla dapat dilakukan secara optimal, sehingga tidak terjadi bencana karhutla, seperti yang dialami pada 2019 dan 2015.
Edy Pratowo menyebutkan, jika dibandingkan data karhutla 3 tahun terakhir yang merupakan musim kemarau basah, maka penanganan karhutla yang dilakukan bersama selama 2023 sudah berjalan pada jalur yang tepat. Berdasarkan data karhutla yang terus dimonitor Posko Karhutla Provinsi Kalimantan Tengah sampai awal musim kemarau Dasarian II Juni 2023.
Diketahui jumlah hotspot yang terdeteksi sebanyak 1.129 HS atau sekitar 26 persen dari rata-rata hotspot tiga tahun terakhir, jumlah kejadian karhutla yang dilaporkan sebanyak 192 atau sekitar 32 persen dari rata-rata kejadian 3 tahun terakhir, luas karhutla yang ditangani 389,08 hektare atau sekitar 50 persen dari rata-rata luas karhutla yang ditangani tiga tahun terakhir. (tva)