KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Cuaca panas ekstrem di Jabodetabek, Minggu (8/5/2022), dicatat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencapai suhu 36 derajat celcius. Apa penyebabnya?
Menurut Koordinator Bidang Cuaca dan Peringatan Dini BMKG, Miming Saefudin, fenomena yang terjadi belakangan di beberapa wilayah akibat posisi semua matahari sudah berada ke arah wilayah utara ekuator.
“Atau tepatnya di sekitar lintang 14 derajat dan masih bergerak ke utara hingga Juni mendatang yang mengindikasikan bahwa puncak musim kemarau mulai berlangsung di wilayah Indonesia secara umum,” kata Miming, Minggu (8/5).
“Akubatnya, suhu maksimum melonjak luar biasa. Kemarin ada yang terukur hingga 35-36 derajat celcius,” imbuhnya.
Miming menyebutkan, di sebagian besar wilayah Indonesia terutama wilayah Jawa-Bali-Nusa Tenggara dan wilayah Indonesia yang berada di wilayah selatan ekuator pada periode April-Mei ini masih mengalami periode peralihan musim hujan ke kemarau atau pancaroba. Sedangkan sebagian lainnya masih ada yang mengalami periode basah/hujan.
Umumnya, pada periode pancaroba atau menjelang musim kemarau, kondisi cuaca terutama pada pagi hari didominasi dengan kondisi cuaca cerah dan tingkat awan yang sangat rendah dapat menyebabkan terjadi suhu yang cukup panas dan terik pada siang hari.
“Hal ini dapat terjadi karena minimnya tutupan awan di wilayah jabodetabek pada pagi hari sehingga terjadi pemanasan radiasi matahari maksimal hingga di permukaan. Lalu pada siang-sore hari umumnya akan terbentuk awan-awan dan dapat terjadi hujan,” jelasnya.
Kondisi ini kerap terjadi pada periode peralihan dimana umumnya kondisi cuaca akan ditandai dengan cuaca cerah di pagi hari dan berawan di siang hari dengan potensi hujan yang disertai kilat/petir.
Selain Jakarta, wilayah yang sedang pancaroba terdapat di wilayah Pulau Jawa-Bali hingga Nusa Tenggara. Wilayah-wilayah tersebut diprakirakan memiliki kondisi cuaca cerah pada siang disertai suhu cukup terik pada siang hari harus di waspadai adanya suhu terik pada siang hari.
Miming menambahkan kondisi ini tetap harus diwaspadai selama periode mudik Lebaran 2022. Akan tetapi secara umum kondisi tersebut dapat terjadi hingga pertengahan Mei. Miming juga memastikan kondisi panas di Jabodetabek bukan sebagai dampak dari Siklus Tropis Karim yang sedang terjadi beberapa waktu terakhir.
“Siklon yang posisinya sudah jauh di selatan Indonesia, dan tidak berdampak signifikan terhadap kondisi cuaca di Indonesia, khususnya di Jabodetabek,” terangnya.