Gubernur Kalteng Kawal Program Ketahanan Pangan Nasional

KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustiar Sabran mengawal Program Ketahanan Pangan Nasional meliputi cetak sawah rakyat maupun optimasi lahan (oplah) di wilayah tersebut, untuk memastikan program berjalan baik dan terlaksana secara optimal.

“Pemerintah pusat dan daerah sepakat ketahanan pangan sangatlah penting,” kata dia di Palangka Raya, Rabu (3/9).

Dia juga meninjau langsung ke lapangan untuk memastikan program ini berjalan sesuai dengan rencana, di antaranya pada proyek cetak sawah di Desa Henda dan Mintin di Kabupaten Pulang Pisau.

“Setelah melihat langsung ke lapangan kita optimis proyek cetak sawah ini akan berhasil,” ujarnya.

Pemprov Kalteng memastikan mengawal serta mendampingi agar kegiatan konstruksi di lapangan dapat selesai 100 persen.

Ia juga telah membentuk tim monitoring untuk program cetak sawah ini yang diketuai Wakil Gubernur Kalteng, untuk mendukung tim terpadu lintas sektoral yang sudah ada.

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng menyampaikan pelaksanaan program ketahanan pangan di provinsi setempat merupakan prioritas sekaligus menjadi barometer nasional.

“Pak Gubernur sangat fokus di sini, makanya dukungan provinsi juga terus diberikan, baik dalam penyiapan ataupun melengkapi kebutuhan alat mesin pertanian (alsintan), brigade pangan serta lainnya,” kata Kepala Dinas TPHP Kalteng Rendy Lesmana.

Dia mengharapkan melalui program nasional cetak sawah ini luas baku sawah di wilayah setempat bertambah dan ditargetkan tahun ini dapat bertambah antara 40 hingga 50 ribu hektare. Pelaksanaan ini di luar program oplah yang berkisar 7-8 ribu hektare.

Pelaksanaan cetak sawah di Kalteng, di antaranya di Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, dan Kotawaringin Timur (Kotim).

“Itu bisa dibayangkan berapa ton gabah ketika sudah melakukan produksi di lokasi-lokasi tersebut. Varietas lokal saja seperti Siam yang kebanyakan dipakai petani di Kapuas dan Pulang Pisau, rata-rata per hektare menghasilkan antara 5-6 ton. Bisa dibayangkan kalau kita sudah membuka 40-50 ribu hektare, itulah hasil produksi yang kita dapatkan di Kalimantan Tengah,” ucapnya.

Hingga saat ini, perkembangan di lapangan di antaranya land clearing (pembersihan lahan) dan land leveling (perataan lahan) kurang lebih 20 ribu hektare serta olah tanah berkisar tiga ribuan hektare.

“Dan ini terus berproses serta berkembang,” kata dia.

 

 

Sumber: ANTARA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *