KABAR KALIMANTAN1, Manchester – Fabrizio Romano, wartawan yang kerap membocorkan isu terpanas di tubuh Manchester United, kembali bikin heboh. Ia bilang, Ralf Rangnick sepakat jadi manajer sementara MU.
Pihak klub belum merilis secara resmi. Namun Manchester Evening News (MEN) pada Kamis (25/11/2021), juga menulis jika Rangnick telah menyetujui kontrak 6 bulan hingga akhir Mei 2022.
Info dari Fabrizio dan MEN, dinilai sangat bisa dipercaya. Saat rumor pemecatan Oe Gunnar Solksjaer timbul tenggelam, Fabrizio membocorkan hal itu. Begitu pula soal transfer Jadon Sancho dari Borussia Dortmund yang berlarut-larut. Semua kabar valid.
Ralf yang berusia 63 tahun, sempat menolak tawaran kontrak awal dari Manchester United, tapi setuju untuk menjadi manajer sementara klub setelah menerima persyaratan baru.
Manchester United mengumumkan niat mereka untuk mempekerjakan manajer sementara hingga akhir musim setelah berpisah dengan Solskjaer akhir pekan lalu. Rangnick diidentifikasi sebagai kandidat utama setelah proses wawancara.
Rangnick, yang saat ini menjabat sebagai kepala olahraga dan pengembangan di Lokomotiv Moscow, tidak akan bertugas tepat waktu untuk pertandingan Manchester United melawan Chelsea karena masalah izin kerja.
Rangnick meninggalkan Leipzig tahun lalu setelah kepindahannya ke AC Milan gagal dan bergabung dengan Lokomotiv pada musim panas.
Terlepas dari penunjukan Rangnick, Manchester United masih mengejar manajer PSG, Mauricio Pochettino. Mereka awalnya ingin menunjuk Pochettino sebagai manajer baru di pertengahan musim, namun ditolak PSG.
Pochettino tak nyaman di PSG meskipun ia mengecilkan rumor tentang hubungan dengan Manchester United pada konferensi pers pra-pertandingan Liga Champions. Namun, secara pribadi ia dipahami terbuka untuk ke Old Trafford.
Guru Klopp dan Tuchel
Rangnick bukan pelatih ecek-ecek. Ia bahkan menginspirasi beberapa pelatih kenamaan Jerman, seperti Juergen Klopp, Thomas Tuchel, hingga Julian Nagelsmann. Para pelatih muda itu tak segan menyebut Ralf sebagai guru.
The Sun melansir, pelatih yang dijuluki The Professor itu adalah pelopor Gegenpressing. Gaya permainan di mana tim langsung menekan lawan setelah kehilangan penguasaan bola yang banyak diadopsi berbagai pelatih, termasuk Klopp.
“Gegenpressing adalah gaya sepakbola yang sangat proaktif, mirip dengan cara Borussia Dortmund dan Liverpool bermain di bawah Klopp. Kami suka menekan tinggi dengan tekanan balik yang sangat intens. Ketika kami menguasai bola, kami tidak suka melakukan back pass,” jelasnya.
Nah, ini tidak klop dengan kelakuan Harry Maguire dan Victor Lindelof yang sangat “rajin” mengoper bola ke kiper David de Gea. Bersiaplah kena damprat Sang Profesor.