KABARKALIMANTAN1, PALANGKA RAYA – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Tengah, Ardian Pangestu, menyampaikan bahwa perekonomian Kalimantan Tengah tumbuh kuat di tengah ketidakpastian global.
Berdasarkan data BI, pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triwulan III tahun 2025 tercatat 5,36 persen, tertinggi di antara provinsi lain di Pulau Kalimantan.
“Pertumbuhan ekonomi Kalteng masih sangat baik, bahkan tertinggi di Kalimantan. Sektor pertanian, khususnya sawit rakyat, serta industri pengolahan CPO dan pertambangan masih menjadi penopang utama,” ujar Ardian dalam media briefing bersama awak media di Palangka Raya.
Ia menjelaskan, peningkatan aktivitas ekonomi juga terlihat dari sektor perdagangan dan konsumsi masyarakat.
“Dengan dibukanya pusat perbelanjaan baru di Palangka Raya, perputaran uang terjadi di dalam daerah. Masyarakat kini lebih banyak berbelanja di Kalteng, tidak lagi ke provinsi lain. Ini sangat positif bagi ekonomi lokal,” tuturnya.
Ardian menambahkan, kinerja ekspor Kalteng juga menunjukkan tren positif, jika dibandingkan tahun lalu, naik sekitar 23 persen, sementara impor meningkat 10 persen dengan negara tujuan utama ekspor masih Jepang, India, dan Tiongkok.
Selain sektor riil, BI Kalteng juga mencatat pertumbuhan signifikan dalam transaksi digital. Hingga September 2025, total nilai transaksi digital di Kalteng mencapai Rp335 triliun dengan volume lebih dari 2,7 juta transaksi.
“Digitalisasi sistem pembayaran menjadi pendorong penting pertumbuhan ekonomi. Sekarang masyarakat lebih mudah bertransaksi, tidak perlu tunai. Ini mempercepat sirkulasi uang dan memperkuat daya beli,” ungkap Ardian.
Ia menegaskan, dengan berbagai indikator yang positif tersebut, Bank Indonesia optimistis ekonomi Kalteng akan tetap tumbuh hingga akhir tahun.
“Kami melihat perekonomian Kalimantan Tengah semakin tangguh. Aktivitas usaha meningkat, transaksi digital tumbuh, dan ekspor terus naik. Ini membuat kami optimis tren positif ini berlanjut,” pungkasnya. (PSW/KK1)
