POLITIK

Efek Sikap Nasdem dan Respons Demokrat, Koalisi Perubahan Retak?

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Pernyataan politik Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menyebut, Koalisi Perubahan bakal bubar. Itu terjadi jika Demokrat memaksakan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menjadi cawapres dari Anies Baswedan.

Pernyataan itu direspons AHY dengan taktis, namun dengan sindiran yang sama tajam. Situasi ini dinilai berpotensi membuat koalisi yang belum resmi terbentuk itu retak di depan.

“Ini bukan harga mati yang kemudian kalau tidak AHY, kami tidak mau. Ya itu namanya mengunci kan. Kalau terjadi seperti itu, saya pastikan koalisi ini tidak berjalan,” kata Ali kepada wartawan, Rabu lalu.

Ia menjelaskan, koalisi yang digagas dengan PKS dan Demokrat itu hingga saat ini menawarkan jagoannya untuk disandingkan dengan Anies di pesta demokrasi nanti.

Misalnya, PKS menyodorkan nama Wakil Ketua Majelis Syuro Ahmad Heryawan atau Aher dalam perbincangannya selama ini. “Kita berkoalisi 3 partai, Nasdem sudah sejak awal melihat Anies sebagai capres dia bukan kader Nasdem dan tidak pernah me-Nasdem-kan Anies. Kemudian juga PKS, kemudian juga Demokrat.”

“PKS menawarkan Aher, Demokrat menawarkan AHY. Pertanyaannya, Nasdem gimana? Kami sudah lah, tidak bicara Nasdem dapat apa. Yang penting kita mau mengajukan capres ini kan dengan pertimbangan harus menang,” ujarnya.

Menurut dia, koalisi ini bisa terbentuk kalau masing-masing partai politik (parpol) memiliki pandangan yang sama, yaitu memenangkan kompetisi di Pilpres 2024. “Intinya tidak ada orang yang memaksakan keinginannya, semua kita bicarakan bersama-sama,” katanya.

AHY Jawab Nasdem

Mengomentari pernyataan Nasdem, AHY menjawab pernyataan Nasdem tersebut. Seusai konferensi pers awal tahun di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (12/1/2023), AHY melakoni sesi tanya jawab. Salah satu pertanyaannya seputar sikap Nasdem.

“Yang jelas begini, kami juga setuju bahwa tidak boleh dalam ikhtiar membangun koalisi, ada yang saling memaksakan kehendak, ada yang saling memaksakan diri,” ujar AHY.

Menurut AHY, menolak seseorang tanpa alasan yang jelas juga termasuk sikap memaksa. “Contoh memaksakan itu begini, pokoknya wajib si A. Itu maksa. Apapun ceritanya, saya nggak perlu tahu urusan atau alasannya, yang penting si A,” ujar AHY.

“Atau sebaliknya, saya nggak perlu tahu alasannya, yang penting jangan si A. Itu sama-sama memaksa. Demokrat sepakat tidak bersikap demikian. Demokratmengacu kepada konsensus. Koalisi perubahan ini adalah pasangan yang benar-benar merepresentasi gerakan perubahan dan perbaikan. Pembawa kans kemenangan yang paling besar. Itu yang menjadi consensus.”

Sebelumnya, Nasdem setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres, sempat juga menyorongkan nama-nama Cawapres. Sebanyak 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem, Juni lalu mengusulkan 3 calon wakil Anies. Ada Andhika Perkasa, Erick Thohor, dan Khofifah Gubernur Jawa Timur.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!