DPRD Palangka Raya Minta Program MBG Libatkan Pelaku Usaha Lokal

KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya — Wakil Ketua I Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Dede Ardiansyah, menilai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum memberikan dampak yang signifikan bagi pelaku usaha lokal di daerah.

Menurutnya, selama ini berbagai bahan baku untuk penyediaan MBG—seperti beras, daging, telur, dan sayur, masih banyak didatangkan dari luar daerah.

“Programnya memang berjalan, tapi yang diinginkan Presiden Prabowo lebih dari itu. Dampak ekonominya harus terasa di daerah, bukan hanya lewat begitu saja,” ujarnya, Rabu (24/9/2025)

Dede menilai idealnya anggaran MBG digunakan untuk membeli produk lokal, sehingga uang yang beredar dapat menggerakkan ekonomi masyarakat, bukan justru mengalir keluar daerah.

“Sekarang ini 90 persen bahan bakunya dari luar. Yang masuk ke pelaku lokal hanya untuk bayar tenaga masak,” katanya.

Ia mengingatkan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto sudah menekankan agar MBG tidak hanya memberi makanan gratis, tetapi juga menjadi mesin penggerak ekonomi berbasis lokal.

Dede menyebut contoh kebutuhan harian MBG: ribuan butir telur, ratusan kilogram beras, daging, sayuran, dan buah-buahan, semua itu sebenarnya bisa menjadi peluang bagi petani, peternak, dan UMKM lokal.

“Bayangkan kalau 3 ribu porsi disiapkan setiap hari. Dampak ekonomi dari pembelian bahan lokal sangat besar,” tegasnya.

Ia berharap pemerintah kota dapat menyelaraskan pelaksanaan MBG dengan arahan pusat, sehingga manfaat program tidak hanya dirasakan dari sisi pemenuhan gizi siswa, tetapi juga memberi efek domino bagi ekonomi masyarakat.

“Daerah jangan hanya fokus pada penyajian makanannya saja, tapi juga memastikan ekonomi lokal ikut bergerak sesuai yang dikehendaki Presiden,” tutup Dede.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *