Gunung Mas

DPRD Minta Dinkes Tekan Angka Kematian Ibu Melahirkan

KABAR KALIMANTAN1, Kuala Kurun – Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) meminta kepada dinas kesehatan (dinkes) setempat, agar berupaya menekan angka kematian bagi ibu melahirkan. Salah satunya dengan lebih giat melakukan sosialisasi kepada masyarakat hingga ke pelosok desa.

“Kami minta dinkes terus memberikan pemahaman ke masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan secara rutin melalui posyandu, dan kegiatan masyarakat lain dengan program yang bisa menekan angka kematian ibu melahirkan,” ucap Juru bicara Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Gumas Siti Hilmiah, pekan lalu.

Disamping itu, lanjut dia, dinkes juga harus mengupayakan menekan angka stunting dengan meningkatkan kecukupan gizi bagi ibu hamil dan anak-anak, dan menyosialisasikan bagaimana cara memenuhi kecukupan gizi mereka.

“Bentuk sosialisasi dalam menekan angka stunting yang bisa adalah dengan melibatkan camat, lurah, dan kepala desa (kades),” tutur Legislator dari daerah pemilihan (dapil) III mencakup Kecamatan Tewah, Kahayan Hulu Utara, Damang Batu, dan Miri Manasa ini.

Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Gumas Efrensia LP Umbing mengatakan, sejauh ini dinkes sudah berusaha dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi, diantaranya pemenuhan standar sarana dan prasarana dalam kesiapan persalinan, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan melalui berbagai pelatihan dan orientasi, serta upaya promosi kesehatan melalui penyuluhan.

“Berdasarkan instruksi Bupati Gumas Nomor 1 tahun 2021, ibu hamil wajib melahirkan di fasilitas kesehatan (faskes). Jika tidak ada faskes, maka wajib melahirkan dengan bantuan dari tenaga kesehatan,” terangnya.

Terkait upaya menekan angka stunting, pada tahun 2023 nanti, akan dilakukan pemberian makanan tambahan (PMT) pangan lokal berupa makanan tambahan pemulihan yang berbahan baku lokal. Ini bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) non fisik tahun 2023.

“Makanan tambahan ini akan dikelola oleh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) bekerjasama dengan kader untuk diberikan kepada balita kekurangan gizi kronis (KEK), gizi kurang, dan gizi buruk dalam upaya mencegah stunting,” ujarnya.

Selain upaya itu, tambah dia, juga akan dilakukan peningkatan kapasitas kader dan petugas gizi melalui workshop, orientasi, dan pertemuan. Lalu pemantauan tumbuh kembang balita di posyandu, pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, balita, usia pendidikan dasar, wanita usia subur.

“Kami juga sudah menganggarkan pendampingan di 12 kecamatan dalam upaya peningkatan balita ke posyandu, pendampingan surveylans kesehatan dan gizi, konfirmasi status gizi di seluruh Kabupaten Gumas, serta diseminasi pengukuran dan publikasi stunting,” tukasnya. (okt)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!