KABAR KALIMANTAN1, Palangka Raya – Ketua Sementara DPRD Gunung Mas (Gumas), Kalimantan Tengah (Kalteng) Herbert Y Asin mengajak warga di kabupaten setempat semakin kreatif dalam mengolah pangan lokal guna meningkatkan kualitas kesehatan, khususnya anak.
“Saat ini anak-anak kita suka jajan makanan atau minuman kemasan yang sudah jadi, yang sebenarnya kurang baik untuk kesehatan mereka,” katanya saat dihubungi dari Kuala Kurun, Rabu (16/10).
Dia mengatakan dari berbagai pemberitaan, tak jarang ada warga yang usianya masih terbilang muda, namun terkena penyakit diabetes. Diduga yang bersangkutan terkena diabetes karena pola makan yang tidak sehat sejak kecil.
Berkaca dari kasus tersebut, politikus Partai Golkar ini berharap orang tua kreatif dalam mengolah pangan lokal bagi anak-anak, demi meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak itu sendiri.
“Pemerintah daerah hendaknya terus berupaya meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya makanan bergizi, seimbang dan aman,” katanya.
Makanan bergizi, seimbang dan aman tidak harus mahal, karena dapat memanfaatkan bahan-bahan lokal yang ada di lingkungan sekitar.
Namun demikian, dia menyambut baik upaya yang telah dilakukan Pemkab Gumas, salah satunya melalui pelaksanaan lomba kreasi pangan lokal beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) tingkat kabupaten di Kuala Kurun, Rabu (9/10).
“Saya mengapresiasi lomba tersebut. Semoga para peserta bisa mendapat pengetahuan tentang menu makanan yang sehat, menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan membagikan pengetahuan mereka kepada orang-orang sekitar,” kata Herbert.
Sebelumnya, Pemkab Gumas melalui Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) menggelar lomba kreasi pangan lokal B2SA tingkat kabupaten, yang diikuti oleh 10 Tim Penggerak (TP) PKK kecamatan.
Sekretaris Daerah Gumas Richard mengatakan lomba tersebut bertujuan menggali potensi pangan lokal B2SA yang diolah menjadi menu keluarga yang berkualitas.
“Melalui lomba ini, nantinya banyak muncul ide-ide kreatif dalam mengolah pangan lokal non-beras dan non-terigu, sebagai sumber karbohidrat menu keluarga,” sambungnya.
Selain itu, lomba ini juga sebagai upaya mensosialisasikan sumber karbohidrat tidak hanya berasal dari beras dan terigu, tetapi ada sumber karbohidrat lain yang dapat dikonsumsi, seperti ubi jalar, ubi ungu, uwi ungu, jagung, ganyong, jelei, dan lain-lain.
Dengan demikian, masyarakat kabupaten bermoto ‘Habangkalan Penyang Karuhei Tatau’ diharapkan bisa mencari alternatif selain beras sebagai sumber karbohidrat. Artinya, ada penganekaragaman pangan.
Sumber: ANTARA