DPRD Barut Langsungkan RDP Bersama PLN Terkait Keluhan Masyarakat Desa Lemo I dan Lemo II

KABARKALIMANTAN1, Muara Teweh – Sejumlah masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah Desa Lemo I, dan Lemo II Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara (Barut) seringkali mengalami keluhan terhadap pelayanan dan jaringan listrik dari PLN di daerah setempat. Pasalnya di wilayah Desa Lemo I dan Lemo tersebut seringkali mengalami matinya jaringan listrik lampu tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu.

Permasalahan listrik yang ada di Desa Lemo ini, padamnya pun sangat lama. Hal itu lah yang membuat warga di Desa Lemo melaporkan hal tersebut ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Langsung melalui Kepala Desa (Kades) Lemo II, Hj Elly Sukasih saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD dan pihak manajemen PLN Muara Teweh juga hadir, di ruang rapat DPRD setempat pada beberapa hari lalu.

Rapat dipimpin oleh Wakil Ketua (Waket) II DPRD Barito Utara, Sastra Jaya bersama anggota DPRD lainnya. Sedangkan dari pihak eksekutif dihadiri asisten sekda, H Gazali, Sekcam Teweh Tengah dan Kepala Desa Lemo II Hj Elly Sukaisih.

Wakil Ketua II DPRD Barito Utara mengatakan pelayanan PLN Muara Teweh harus perlu ditingkatkan termasuk pemadaman yang dilakukan harus ada pengumuman terlebih dahulu.

Menurut Waket II DPRD tersebut PLN juga harus adil, karena apabila pelanggan terlambat bayar sudah tentu akan didenda. Sementara pemadaman yang sering dikeluhkan tidak ada konpensasi untuk pelanggan para pelanggan.

“Inilah keluhan atau aspirasi yang sering disampaikan pelanggan ke DPRD Barito Utara,” kata Sastra Jaya.

Sementara Kepala Desa Lemo II Hj Elly Sukasih mengatakan, di Desa Lemo II hampir setiap hari listrik padam tanpa sebab. Bahkan di kantor Desa terpaksa menyediakan mesin genset untuk kepentingan kantor Desa.

“Beginilah keadaan kami sebenarnya, dimana tiap hari terjadi gangguan atau listrik padam yang mengakibatkan pekerjaan di kantor desa terganggu,” kata Hj Elly.

Sementara itu dari tim Analis Kinerja PLN Muara Teweh, Iskandar mengatakan bahwa sulitnya wilayah karena banyaknya pohon membuat PLN punya kendala di lapangan, dimana dari Desa Pendreh hingga Desa Lemo II kurang lebih 7 kilometer.

“Gangguan padam listrik di Desa Lemo diakibatkan adanya kabel tegangan tinggi tersentuh oleh pohon atau ada pohon yang tumbang. Sementara 4 kilometer yang sulit dijangkau oleh pihak PLN.” Jelasnya

“Untuk operasional kita punya batasan, sementara yang punya wewenang adalah pimpinan di Kuala Kapuas atau Banjarbaru,” kata Iskandar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *