DLH Palangka Raya Ajak Masyarakat Manfaatkan Bank Sampah Digital

KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengajak masyarakat setempat untuk memanfaatkan layanan bank sampah digital secara maksimal.

“Bank sampah kita ada dua kategori. Pertama, bank sampah biasa dan kedua bank sampah digital. Program ini sebagai salah satu upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola limbah sehari-hari dan bernilai ekonomi,” kata Kepala DLH Kota Palangka Raya, Achmad Zaini di Palangka Raya, Rabu (21/6).

Dia menerangkan, layanan bank sampah menjadi salah satu program unggulan DLH dalam mengelola lingkungan yang dipadukan dengan penambahan ekonomi masyarakat.

Program ini pada prinsipnya adalah rekayasa sosial untuk mengajak masyarakat yang tidak hanya membuang sampah, tapi juga memilah dan mengumpulkan sampah.

“Kemudian, usai dibawa ke bank sampah. Limbah ini kemudian, meski kecil, menjadi nilai tambah dalam pendapatan keluarga,” katanya.

Zaini mengatakan bank sampah digital tersebut merupakan salah satu inovasi pemerintah kota dalam mendekatkan layanan kepada masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

Layanan itu juga merupakan strategi DLH dalam penerapan 3R yakni mengurangi, menggunakan ulang dan mendaur ulang sampah (reduce, reuse, recycle) dalam pengelolaan sampah di tingkat masyarakat.

Setidaknya ada 23 jenis sampah yang bernilai ekonomis yang bisa dijual melalui bank sampah digital, yakni kardus, botol kemasan bersih, plastik campur, botol shampo, kaleng susu, plastik kerasan, kertas putih (kotor), kertas HVS, kertas sampul, dan aluminium.

Juga, kaleng sprite, tutup botol, koran, gelas air mineral, besi, botol sirup, botol bir, seng dan minyak jelantah.

Sedangkan nilai sampah yang dikumpulkan untuk setiap berat per satu kilogram bervariasi tergantung jenis, mulai dari Rp300 hingga Rp9.000.

Dia menjelaskan, masyarakat dapat mengakses layanan bank sampah digital mengunduh aplikasi Mountrash di “google play store” secara gratis yang selanjutnya melakukan pendaftaran peserta sesuai arahan di aplikasi tersebut.

“Melalui aplikasi tersebut masyarakat menjadi mudah menyetorkan sampahnya dan bisa diambil langsung ke rumah oleh petugas bank sampah,” katanya.

Zaini mengatakan setelah sampah dijemput dan kode batang (barcode) dipindai petugas maka saldo akan bertambah dan bisa dimanfaatkan untuk membeli pulsa, isi kuota dan lain sebagainya.

Setoran sampah dapat menambah penghasilan karena saat menukarkan sampah akan mendapatkan imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening yang dimiliki.

“Bank sampah digital juga bertujuan mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke tempat pemrosesan akhir (TPA). Terlebih lagi saat ini sekitar 100 ton sampah dihasilkan warga Palangka Raya setiap harinya,” kata Zaini. (ANT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *