KABAR KALIMANTAN1, Banjarmasin – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan (DJPb Kalsel) mencatat penerimaan negara di provinsi ini mencapai Rp24,4 triliun pada periode 2024.
“Pendapatan negara ini melebihi target dengan total realisasi sebesar 104,68 persen,” kata Kepala Kanwil DJPb Kalsel Syafriadi di Banjarmasin, Rabu (22/1).
Dia menyebutkan jika dibandingkan dengan periode 2023, kinerja pendapatan negara di Kalsel mengalami pertumbuhan sebesar 1,06 persen pada 2024 dari sektor penerimaan pajak dan bea cukai.
“Dari penerimaan perpajakan mencapai Rp21,43 triliun atau sebesar 100,64 persen dari target, sedangkan penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp0,59 triliun atau sebesar 105,09 persen dari target,” ujarnya.
Kemudian, kata Syafriadi, dari sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp2,38 triliun atau sebesar 124,44 persen dari target, namun jika dibandingkan dengan periode 2023 terdapat sedikit penurunan.
Dia mengatakan, rincian realisasi penerimaan pajak di provinsi ini di antaranya terdiri atas penerimaan PPH non-migas sebesar Rp10,35 triliun atau mencapai 94,72 persen, penerimaan dari PPN dan PPnBM sebesar Rp8,39 triliun atau 100,17 persen mengalami peningkatan sebesar 28,14 persen, penerimaan dari PBB sebesar Rp2,59 triliun atau 136,69 persen dari target.
Selanjutnya, penerimaan pajak lainnya sebesar Rp94,67 miliar atau mencapai 105,88 persen dari target, penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp592,71 miliar, serta penerimaan lainnya yang dipungut Bea dan Cukai Kalbagsel mencapai Rp7,4 triliun, lalu penerimaan pajak dalam rangka impor (PDRI) sebesar Rp4,2 triliun yang berasal dari PPh impor senilai Rp648,1 miliar dan PPN sekitar Rp3,5 triliun.
“Untuk realisasi PNBP kontribusi sektor pendapatan BLU yang tumbuh sebesar 5,83 persen y-o-y, berasal dari penerimaan kembali belanja TAYL dan pemanfaatan dari pendapatan BMN. PNBP yang dikelola DJKN merupakan PNBP aset, piutang negara, dan lelang dengan total kontribusi terhadap pendapatan negara mencapai Rp29,07 miliar,” ujar Syafriadi.
Sumber: ANTARA