Nasional

Dituduh Hacker Bjorka, 2 Ortu Sedih: Tak Punya Komputer, Jualan Es

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Pemerintah Indonesia makin tertampar setelah aparat mengusut 2 tertuduh hacker Bjorka, yang kesehariannnya jauh dari kriteria seorang hacker. Bahkan ungkapan hati kedua orangtua, makin terasa memilukan setelah anak mereka “diamankan” polisi untuk dimintai keterangan.

Bagi warga desa, dipanggil polisi saja sudah bikin shock. Belum lagi pandangan minor tetangga, serta teror dari nomor telepon tidak dikenal. Hingga saat ini, sudah ada dua pemuda yang dituding sebagai hacker Bjoka.

Pertama adalah seorang pemuda asal Cirebon bernama Muhammad Said Fikriansyah atau MSF (17). MSF diduga sebagai dalang di balik akun Bjorka setelah akun Volt Anonym salah mengindentifikasi.

Menurut akun Instagram @volt_anonym, data-data Bjorka sama dengan data-data yang pernah diunggah MSF. Namun, dia dengan tegas membantah jika dirinya adalah Bjorka.

“Saya Muhammad Said Fikriansyah ingin memberikan klarifikasi perihal tuduhan yang disampaikan pemilik akun IG Volt Anonym,” katanya melalui video yang diunggah di akun Instagram. “Saya dituduh sebagai Bjorka. Dia berbicara mengenai data yang saya share dan mengklaim data tersebut sama dengan yang dikirim Bjorka. Padahal data itu dulu sudah pernah ada di Red Forum.”

Alih-alih sebagai hacker, dia cuma seorang pelajar SMA dan bekerja sampingan sebagai video editor. Setelah salah identifikasi dan menjadi bahan hujatan, akun Volt Anonym hilang dari Instagram.

Sang ayah, NS, menyayangkan akibat tuduhan tanpa bukti. “Keluarga kami dirugikan. Anak saya sampai syok, hingga hilang nafsu makan karena tudingan tersebut,” keluhnya.

Sementara itu, Kepala Satreskrim Polres Cirebon Kota Ajun Komisaris Perida Apriyani Sisera, mengaku sudah melakukan pendalaman dan berkoordinasi dengan tim Siber Polda Jawa Barat. “Hasilnya, belum ada fakta yang mengarah ke tuduhan hacker,” kata Perida.

Tertuduh Madiun

Sementara terdutuh lainnya, MAH (21) asal Madiun, sempat ditangkap tim Cyber Mabes Polri pada Rabu (14/9). Pemuda warga Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Dagangan, Madiun itu diperiksa di Mapolsek Dagangan.

Menurut pengakuan sang ibu yang terus menangis saat memberi keterangan, MAH bukan hacker. Anaknya sehari-hari hanya bekerja penjual es waralaba lokal. Penghasilannya pas-pasan.

 

“Gajinya hanya Rp 700 ribu per bulan, ndak punya komputer. Sejak lulus sekolah di MAN Kembang Sawit Kebonsari, Madiun, dia hanya jualan es. Kami cuma buruh tani,” kata Suprihatin, ibu dari MAH, Kamis (15/9).

Dengan “tangkapan” ngaco itu, apparat tak hanya jadi bulan-bulanan netizen di media sosial. Bahkan Bjorka sendiri yang mengikuti aksi cepat “Tim Gabungan” bentukan Pesiden Joko Widodo, itu makin keras dalam meledek pemerintah RI.

“LOL. THE INDONESIAN GOVERNMENT FEELS THEY HAS IDENTIFIED ME BASED ON MISINFORMATION FROM THE DARK TRACEr (twitter.com/darktracer_int), WHO HAS PROVIDED FAKE SERVICES TO THE INDONESIAN GOVERNMENT. THIS CHILD HAS NOW BEEN ARRESTED AND IS BEING INTERROGATED BY THE INDONESIAN GOVERNMENT. FOR DARK TRACER, IT’S YOUR SIN TO HAVE GIVEN WRONG INFORMATION TO A BUNCH OF IDIOTS,” tulis Bjorka di grup Telegramnya.

(LOL, Pemerintah Indonesia mereka mereka telah mengidentifikasi saya berdasarkan misinformasi dari Dark Tracer (twitter.com/darktracer_int), yang menyediakan layanan palsu pada pemerintah Indonesia. Anak ini sekarang ditangkap dan diinterogasi oleh pemerintah Indonesia. Untuk Dark Tracer, ini kesalahan Anda telah memberikan informasi yang salah pada para idiot itu).

Sementara itu, Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, mengatakan penyidik Dirtipidsiber Bareskrim Polri masih mendalami sosok yang diduga hacker anonim Bjorka. “Polisi masih belum dapat menyimpulkan apakah sosok yang tengah diperiksa itu adalah orang di balik hacker Bjorka atau bukan,” katanya.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!