Nasional

Diramal Alm Tengku Zul, Tagar #DukungMUI Unggul Telak

KABAR KALIMANTAN 1, Jakarta
Penangkapan salah satu anggota Komisi Fatwa MUI oleh Densus 88, segera disambut pegiat anti-MUI dengan wacana pembubaran. Tapi tagar #dukungMUI justru jadi trending, unggul telak daripada tagar #bubarkanMUI.

Hingga Jumat (19/11/2021) dini hari, tagar dukungan untuk MUI dicuitkan sebanyak 88,8 ribu kali. Sementara yang bernafsu membubarkan MUI hanya 1,3 ribu saja. Perbedaan jumlah yang sangat telak, dianggap jadi representasi suara mayoritas ummat.

Framing pembubaran MUI ternyata telah diramal oleh almarhum Ustad Tengku Zulkarnain. Sebuah jejak digital berupa tangkapan layar cuitan soal obrolannya dengan Ma’ruf Amin, banyak dibagikan warganet.

 

Alm. Tengku Zulkarnain, kuatir MUI dibubarkan.

Dalam cuitan itu, almarhum menyatakan bahwa ia sempat berbicara dengan Ma’ruf Amin (kini Wapres), bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) bisa dibubarkan, menyusul HTI dan FPI.

“Saya pernah berkata di Kantor MUI pd Yang Mulia Kyai Ma’ruf Amin, Saya khawatir Yai, sekarang HTI dibubarkan, besok FPI, terakhir MUI dibubarkan,” begitu tulis almarhum dalam foto yang viral pada Rabu (17/11/2021).

Cuitan tersebut ditulis almarhum  yang pernah menjabat Wakil Sekjen MUI pusat pada 13 Mei 2019. Ma’ruf Amin sendiri menjabat Ketua Dewan Pertimbangan MUI.

“Beliau memandang wajah saya. Kemudian berkata KITA LAWAN…!” tulisnya. “Kemudian saya berkata : Apa kita tidak terlambat? Beliau diam.”

Pro dan Kontra

Tokoh-tokoh yang dikenal luas sebagai buzzer pembela pemerintah, serentak meminta pemerintah membubarkan MUI. Mereka menggaungkan tagar #bubarkanMUI dan sempat menjadi trending topik di Twitter, sebelum dilawan tagar berisi dukungan.

Diberitakan sebelumnya, Densus 88 menangkap Ustaz Farid Okbah, Ustaz Zain An-Najah, dan Anung Al-Hamad pada Selasa (16/11/2021), secara terpisah. Ustad Zain An-Najah adalah anggota Komisi Fatwa MUI.

Menyikapi hal tersebut, aktivis dakwah Hilmi Firdausi turut bereaksi dan menolak keras upaya pembubaran MUI.

Hilmi meminta pihak-pihak yang kontra terhadap MUI untuk membuktikan secara hukum seandainya di dalam organisasi tersebut menjadi sarang terorisme.

Apalagi saat itu, anggota Komisi Fatwa MUI yang ditangkap Densus 88 sudah dinonaktifkan, sehingga tidak perlu adanya upaya pembubaran MUI.

“Kalau memang di MUI ada yang terindikasi terorisme, buktikan saja secara hukum. Saya dengar yang bersangkutan juga sudah dinonaktifkan,” kata Hilmi Firdausi melalui cuitan di Twitter, Rabu 17 November 2021.

Menurutnya, framing-framing pembubaran MUI itu seharusnya tidak dilakukan. MUI yang berdiri sejak tahun 1975 itu, sangat mempunyai andil besar bagi umat Islam di Indonesia.

“Bukan dengan menyuarakan bubarkan MUI yang sudah berdiri sejak 1975 dan berjasa besar kepada ummat. Fatwa-fatwanya kerap menjadi rujukan. Bismillah, ayo ramaikan tagar #dukungMUI #kamibersamaMUI,” terangnya.

Hal senada disampaikan politisi PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW). Ia juga menyatakan menolak framing pembubaran MUI.

“Saya menolak framing untuk bubarkan MUI. Saya mendukung MUI, yang telah menghimpun ormas-ormas Islam, yang Ketua Umum, Sekjen dan pengurusnya rata-rata dari NU, Muhammadiyah, dan ormas moderat lainnya,” kata HNW.

HNW menegaskan, selama ini MUI merupakan pilar penting yang selalu berada di garda terdepan untuk menolak islamophobia dan terorisme.

Bahkan menurutnya, MUI juga menolak teror-teror yang bersifat terorisme termasuk yang dilakukan separatis KKB di Papua.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top