POLITIK

Dikonter Parpol Lawan, PDIP Sayangkan Butet Kotori Peringatan BK

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Monolog budayawan Butet Kartaredjasa di acara puncak perayaan Bulan Bung Karno di Senayan, Sabtu (24/6/2023), dikonter balik partai politik (parpol) non-PDIP. Netizen pun ramai-ramai mem-bully Butet. Kubu PDIP pun tak membela, malah ikut meyayangkan aksi Butet yang mengotori acara peringatan Sang Proklamator.

Dalam monolog, Butet menyinggung soal sosok yang sedang dipantau oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tapi mengaku sedang dijegal. “Ya, begitulah kalau otaknya pandir. Pepes ikan dengan sambal terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh lah kok koar-koar mau dijegal,” ujar Butet.

Deputi Analisis Data dan Informasi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution menilai Butet sebagai sosok yang anti terhadap perubahan dan cenderung memihak kelompok mapan atau status quo. Hal itu disampaikan menanggapi monolog Butet yang menyinggung orang pandir, tukang culik hingga capres pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Saya kira, Butet sudah pada fase keberadaannya ada di kelompok yang anti perubahan dan bertengger pada kelompok yang pro kemapanan. Seniman yang mencampuri urusan komersial, kebebasan ekspresinya akan terbatas. Tidak mampu menjangkau sisi-sisi lain, termasuk adanya ruang perbedaan,” ujar Syahrial di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (26/6).

Terpisah, Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie alias Gus Choi menyebut pernyataan Butet tak lebih dari seorang buzzer bayaran. “Butet itu seniman, enggak usah ditanggapi. Mungkin juga buzzerRp, sehingga ucapannya bau alkohol politik,” kata Gus Choi, Senin (26/6).

Bukan hanya Capres KPP, bahkan Capres dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raua (KKIR) juga disindir Butet. “Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih, jika kelak ada presiden hobinya kok menculik,” ucap Butet.

Menanggapi hal ini, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan , “Siapapun yang menyindir Prabowo Subianto akan dibalas dengan kebaikan.Hal itu berlaku bagi seluruh kader dan simpatisan Gerindra. Mereka diminta untuk tak membalas sentilan baik dari Butet atau siapapun.”

“Jadi, apapun yang mereka sampaikan, menjelek-jelekkan, menghina, menghujat, memfitnah dan lain-lain, Pak Prabowo dan kami semua jajaran kader simpatisan relawan akan membalas itu dengan kebaikan,” kata Riza di Gelanggang Remaja Jakarta Utara, Minggu (25/6).

Mengotori Acara

Ironisnya, PDIP sendiri justru menyayangkan monolog Butet yang menyinggung sejumlah hal di puncak perayaan Bulan Bung Karno di Stadion Utama GBK, Jakarta, Sabtu (24/6). Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat menyebut sejak dulu Butet juga kerap membuat monolog. Namun untuk monolog di GBK akhir pekan lalu, dianggapnya kurang elok.

“Ya,, kami menyayangkan. Kalau disampaikan di acara partai kita, sepertinya itu tidak baguslah. Tidak bagus. Kurang elok,” ujar Djarot di Political Show, Senin (26/6). “Butet sebagai seniman dan budayawan, tentu memiliki dasar, sehingga dapat menyampaikan isi hati ketika memiliki unek-unek.”

“Seumpama itu disampaikan pada panggung yang lain, akan lebih bagus. Kalau di acara peringatan puncak Bulan Bung Karno, tidak tepat dengan tema: Kepalkan Tangan Persatuan. Kita sedang ingin menyatukan berbagai macam komponen-komponen bangsa.”

Alhasil, Butet dinilai mengotori acara beraroma Bung Karno. Karena itu kubu PDIP tak terlalu senang meski akhirnya Butet memuji Capres sendiri.

Dalam lanjutan monolognya, soal Capres pilihan PDIP dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, sosok Ganjar Pranowo merupakan pekerja keras. “Jagoan Pak Jokowi rambutnya warna putih, gigih bekerja sampai jungkir balik,” ujar dia.

Dari kalangan warganet, reaksi bermacam-macam. Namun mayoritas menghujat Butet. Di tiap laman perbandingan antara yang menyerang dengan yang membela Butet sangat timpang, bisa 90:10 persen. Berikut beberapa ujaran di antaranya:

Budi Rusmanto : “Kenapa marah dan takut kena kritik? Kalau gak merasa melakukan, ya protes dong sama orang yang ngomong.”

Edi Kundoyo : “Budayawan yg tak berbudaya, jauh dari keteladanan.”
Karta Jaya : “Beliau (Butet) memang hidup dari kotoran politik.”
Agus Purnomo : “Aku wong Bantul tapi ora kenal budayawan bayaran koyo Butet.”
Arie Wijaya : “Akhirnya, order mengubah segalanya.”
I Komang Ardana : “Biasa Butet lagi sepi job, makanya kowar-kowar gak jelas.”
Tria Aria : “Budayawan merangakap buzzerp?”
Poni : “Dulu yang namanya budayawan itu sangat membanggakan karena ditopang tatalaku dan perilaku yang menyejukkan. Namun entah kenapa ya, budayawan yang satu ini kok mengerikan?”
Armana Sinatrya : “Zaman Presiden SBY si Butet nyerang SBY. Sskrg zaman Presiden Jokowi si Butet nyerang Prabowo dan Anies Baswedan. Gak ada sama sekali nyerang Jokowi. Jadi kelihatan kalo Butet pendukung Jokowi dan Ganjar.”

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!