KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Menjelang masa akhir jabatannya di 2024, Presiden Joko Widodo mencoret Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek ini adalah meng-upgrade rel di lintasan utara Jawa agar laju kereta api bisa lebih cepat.
Proyek itu merupakan salah satu PSN yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN). Detail proyek diubah terakhir jadi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2018.
Awalnya, proyek dimulai dari kerja sama antara Indonesia dengan pemerintah Jepang pada 2017. Pada 2019 kedua pihak sepakat untuk menandatangani kelanjutan Proyek Peningkatan Kecepatan Kereta Api (KA) Jakarta – Surabaya (Kereta Semi Cepat). Labelnya, Summary Record On The Java North Line Upgrading Project pada 24 September 2019.
Sejak itu sampai dengan Oktober 2020, pihak Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) melaksanakan Preparatory Survey on Java North Line Upgrading Project. Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Minister of Economic Affairs Embassy of Japan Tadayuki Miyashita dan Dirjen Perkeretaapian Zulfikri.
Turut menyaksikan penandatanganan tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Basuki Hadjimulyono, Duta Besar Jepang Masafumi Ishi, dan Direktur Jembatan Bina Marga Iwan Jarkasih.
“Pada akhir Mei 2020, Tim Konsultan JICA akan memberikan hasil awal studi yang diharapkan dapat memberikan gambaran objektif bagi Pemerintah Indonesia dalam mengambil keputusan, baik secara teknis, skema pembiayaan proyek maupun kebijakan operasional,” ungkap Menteri Perhubungan Budi Karya, Jumat (27/7/2023).
Ia kemudian merunutkan rencana awalnya pelaksanaan pengadaan tanah dijadwalkan pada tahun 2021. Dilanjutkan pelaksanaan konstruksi proyek ini diperkirakan dapat dimulai pada tahun 2022. Diharapkan, medio 2024 sebagian segmen sudah dapat dioperasikan yaitu segmen Jakarta – Cirebon.
Sementara itu dari Cirebon ke Semarang hingga Surabaya akan dilanjutkan pengoperasian segmen berikutnya secara bertahap. Menurut Budi Karya, diharapkan tahun 2025 sudah selesai sampai Surabaya. Terpisah, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya mendukung untuk mensterilkan sekitar 500 pintu perlintasan di sepanjang jalur kereta lintas utara.
Summary Record merupakan rumusan yang berisi kesepakatan kedua belah pihak terkat beberapa hal teknis seperti: lebar jalur, jenis konstruksi, sistem persinyalan, desain kecepatan dan jenis sarana perkeretaapian (rollingstock); tahapan Konstruksi; Sterilisasi Ruang Milik Jalur Kereta Api (Rumija) dengan pembangunan perlintasan tidak sebidang, baik berupa flyover, underpass dan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO);
Pemberdayaan industri kereta api nasional atau konten local (local content); dan Skema pembiayaan proyek dilakukan melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Rumusan itu sangat penting bagi kelancaran tahapan selanjutnya dari Proyek Peningkatan Kecepatan KA Jakarta – Surabaya yaitu pelaksanaan Preparatory Survey oleh Tim JICA yang dijadwalkan selesai Oktober 2020.
Dengan potensi permintaan perjalanan KA Jakarta – Surabaya yang semakin besar, pemerintah berupaya untuk meningkatkan pelayanan dan kapasitas angkut melalui Proyek Peningkatan Kecepatan Kereta Api rute itu.
Cepat, Tanpa Lintasan
Beberapa manfaat dari dibangunnya proyek ini yaitu : mempercepat waktu tempuh perjalanan Ka Jakarta – Surabaya menjadi sekitar 5 Jam 30 Menit dengan kecepatan 160 km/jam, meningkatkan keselamatan karena tidak ada lagi perlintasan, dan diharapkan dapat memberdayakan Industri dalam negeri melalui optimalisasi konten lokal dalam pembangunan proyek.
Sebagai catatan, saat itu jarak tempuh Jakarta-Surabaya menggunakan kereta api paling cepat 12 jam dengan kecepatan rata-rata maksimal 120 km/jam. Namun sayang, proyek ini tidak ada perkembangan hingga pertengahan 2022. Dirjen Perkeretaapian Kemenhub saat itu Zulkifri mengonfirmasi proyeknya masih dibuat kajian (feasibility study) oleh Jepang.
“Kalau (proyek) Kereta Semi Cepat di Jepang masih tahap feasibility study, belum sampai konstruksi. Yang jelas, sampai 2024 itu masih penyiapan dokumen perencanaan dulu,” terang Zulfikri, (27/06/2022).
Sebelumnya Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo mengungkapkan bahwa proyek ini dipastikan belum akan selesai di tahun 2024. “Pembiayaannya saja belum. Waktu itu memang teman-teman memasukkan supaya ada percepatan dalam kajian,” katanya di acara Sewindu PSN, Rabu (26/7/2023).
Meski sudah mencoret proyek ini dari PSN, namun pemerintah menyimpan (drop) proyek tersebut. “Dikeluarkan dari PSN bukan berarti dihentikan, tapi tidak lagi masuk dalam kriteria proyek strategis yang punya ketentuan-ketentuan khusus,” tegas Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/7/23).
