KABARKALIMANTAN1, Bangkok – Meledak lagi! Winger Real Madrid asal Brasil, Vinicius Jr (22) kembali jadi sasaran kasus rasisme di La Liga, tepatnya pasca-kalah 0-1 dari tuan rumah Valencia di Mestalla Stadium. Kali ini amarah Vini lebih keras, soalnya ia sudah sering mengalaminya.
Lewat akun resmi Twitter-nya, Vini memposting tulisan pedas, “Itu bukan yang pertama, bukan yang kedua, atau yang ketiga. Rasisme adalah hal yang normal di La Liga. Kompetisi menganggapnya normal, Federasi juga melakukannya dan lawan mendorongnya.”
“Saya minta maaf. Liga yang dulunya milik Ronaldinho, Ronaldo, Cristiano dan Messi, sekarang menjadi milik rasis. Bangsa yang indah, yang menyambut saya dan yang saya cintai, tetapi setuju untuk mengekspor citra negara rasis ke dunia.”
“Saya minta maaf untuk orang Spanyol yang tidak setuju (dengan narasi Vini-Red), tetapi hari ini di Brasil, Spanyol dikenal sebagai negara rasis. Dan sayangnya, untuk semua yang terjadi setiap minggu, saya tidak memiliki pembelaan. Saya setuju. Tapi saya kuat dan saya akan melawan rasis sampai akhir. Walaupun jauh dari sini.”
Manajer Real Madrid Carlo Ancelotti, juga ikut marah atas pelecehan rasial itu. Saat laga berlangsung, Vinicius kedapatan menghampiri suporter Valencia dari pinggir lapangan sembari menunjuk fans yang paling sering mengejeknya secara rasial.
Lantaran terus mendengar ejekan rasial, Ancelotti sampai ingin menarik keluar Vinicius dari pertandingan. Ancelotti sangat marah dan kecewa dengan La Liga. “Mereka menghina Vinicuis sepanjang waktu. Saya sangat sedih. Ini adalah liga dengan tim-tim hebat, tapi kami harus menghapusnya,” ujar Ancelotti dikutip dari Marca.
“Kita berada di tahun 2023. Satu-satunya cara adalah menghentikan permainan. Memang benar ada protokol, tapi Anda harus pulang. Wasit Ricardo De Burgos tidak bisa menghentikan pertandingan setelah ejekan rasial suporter Valencia yang berulang.”
“Vini adalah pemain yang paling banyak menerima pelanggaran dan yang paling banyak menerima hinaan. Saya memberi tahu wasit agar dia akan menghentikan itu, tapi dia bilang, pertandingan harus dilanjutkan,” tutur Ancelotti.
Madrid sendiri menelan kekalahan 0-1 dalam pertandingan itu. Satu-satunya gol Valencia dalam laga tersebut dicetak Diego Lopez pada menit ke-33. Pada injury time,, Vini dikartu merah, tepatnya pada menit ke-90+7 karena dianggap memukul Hugo Duro.
Insiden bermula saat perebutan bola dengan Yunus Musah. Dalam peristiwa itu kiper Valencia Giorgi Mamardashvilli terlibat keributan. Dari belakang Duro memiting leher Vinicius. Ia berontak untuk melepaskan diri, namun VAR menganggap aksi Vini sebagai pukulan ke leher Duro.
Setelah kartu merah tersebut Vinicius juga membuat gestur kontroversial. Gestur itu sebagai tanda Valencia akan terdegradasi ke Divisi Segunda pada musim depan. Teriakan monyet yang sudah sering terjadi, akhirnya seperti koor.
Sebelumnya, di laga Real Valladolid vs Real Madrid, Sabtu (31/12/2022), peristiwa itu dialami Vini, pasnya pada menit ke-88. Kala itu Vinicius digantikan Luka Modric dan berjalan keluar lapangan melewati depan tribun yang diisi suporter Valladolid. Ia dilempar benda dari tribun, yang kemudian dilempar balik olehnya.
Fans Valladolid lantas menirukan suara monyet ke arahnya. Vinicius cuek saja sampai tiba di bangku cadangan Real Madrid. Kasus serupa juga dilakukan rasial fans Atletico Madrid pada Vini, September 2022.
Bantahan La Liga
Atas tuduhan Vinicius terkait lemahnya sikap La Liga, Presiden La Liga, Javier Tebas, menanggapi secara keras. Dia menegaskan pihaknya telah berupaya memberantas rasisme di Liga Spanyol, sembari merilis pernyataan La Liga soal kasus-kasus diskriminasi rasial yang telah ditangani.
“Di LaLiga kami telah melawan RASISME selama bertahun-tahun, Vini. Sangat disayangkan, tidak adil dan tidak benar untuk mempublikasikan bahwa La Liga tidak melawan rasisme. Cari tahu lebih lanjut,” ujar Tebas di Twitter. “Kami siap membantu Anda sehingga SECARA BERSAMA-SAMA, kita menuju ke arah yang sama.”
Sejatinya La Liga telah membuat langkah penting pada Selasa (3/1/2023) dengan mengajukan tuntutan terkait pelecehan rasis terhadap Vini ke “badan yudisial, administratif, dan olahraga yang relevan”. La Liga juga akan meningkatkan upaya untuk mengidentifikasi pelecehan semacam itu pada masa depan.
Seperti dilaporkan TheThao247.vn, saat Real Madrid menelan kekalahan dari Mallorca 0-1, Vini juga diejek secara ras. Real Madrid lantas mengajukan komplain ke La Liga BTC, yang segera beraksi. Penggemar Mallorca itu pun diberi hukuman, yakni denda 4000 Euro (setara Rp64,5 juta) dan dilarang masuk ke semua stadion di Spanyol selama 1 tahun, mulai 27 Februari 2023.
Hukuman ini lebih tinggi dari usulan polisi Spanyol yang awalnya mengajukan denda 3000 Euro (sekitar Rp48 juta lebih) dan larangan 6 bulan dari lapangan di seluruh Spanyol. Boleh jadi, sosialisasinya kurang, atau hukuman bagi para pengejek masih terlalu “ringan”.
