Bupati: Pembangunan Pabrik Es Bantu Atasi Masalah Nelayan Di Kotim

KABARKALIMANTAN1, Sampit – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor mengatakan pembangunan pabrik es di Desa Sei Ijum Raya, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan untuk membantu mengatasi permasalahan di lapangan yang dihadapi nelayan.

“Kita sudah anggarkan untuk pembangunan pabrik es, mudah-mudahan dalam waktu dekat dibangun. Saya harap 2024 ini juga sudah bisa operasional,” kata Halikinnor di Desa Sei Ijum Raya, Kalteng, Selasa (23/04/2024).
Halikinnor menjelaskan, selama ini para nelayan mengeluhkan sulitnya mendapat es balok yang digunakan untuk menjaga kesegaran ikan hasil tangkapan di laut maupun hasil budi daya. Tanpa es, ikan lebih cepat rusak dan harganya jatuh ketika dijual ke pasar.
Sementara, saat ini hanya ada satu pabrik es milik swasta yang menyediakan es balok dan itu pun jumlahnya terbatas, yakni hanya 300 es balok per hari. Sedangkan, kebutuhan nelayan mencapai 500 hingga 1.000 es balok per hari.
Bahkan, ada nelayan yang menunda melaut sampai satu bulan karena tidak ada pasokan es balok. Kondisi seperti ini tentu berdampak pada kesejahteraan nelayan.
“Artinya kebutuhan es balok ini sangat urgen bagi para nelayan. Makanya, untuk menjawab itu kami telah menganggarkan melalui APBD untuk pembangunan pabrik es agar membantu nelayan kita memenuhi kebutuhan es untuk kegiatan mereka,” jelasnya.
Ia menambahkan, pembangunan pabrik es ini dilaksanakan melalui Dinas Perikanan Kotim. Pembangunan melibatkan pihak ketiga melalui proses lelang. Ia pun berpesan kepada Kepala Dinas Perikanan agar progres pembangunan pabrik es dapat terlaksana sesuai harapan.
Di sisi lain, Kepala Dinas Perikanan Kotim Ahmad Sarwo Oboi menyampaikan proses lelang proyek pembangunan pabrik es ditargetkan mencapai hasilnya pada Mei 2024. Kemudian, langsung dilaksanakan proses pembangunan pada lahan yang telah disediakan.
Pemkab Kotim melalui DPA Dinas Perikanan menyiapkan anggaran Rp2 miliar untuk pembangunan pabrik es, meliputi mesin, bangunan, gudang, juga mess karyawan. Mesin yang digunakan memiliki kapasitas produksi hingga 5 ton per hari, jumlah tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan para nelayan
“Saat ini proses lelang sedang berjalan kemungkinan bulan depan sudah selesai, lalu dilaksanakan pembangunan, paling satu bulan selesai justru yang lama itu merakit mesinnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk perakitan mesin pembuat es diperkirakan memakan waktu lima bulan. Agar dapat digunakan tepat waktu pihaknya telah memesan mesin tersebut sejak Maret lalu dan ditargetkan selesai pada Juli atau Agustus 2024, sehingga pihaknya optimis pabrik tersebut dapat operasional tahun ini sesuai keinginan bupati. (ANT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *