KABARKALIMANTAN1, Tanjung Selor – Pemerintah Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, menyatakan kesiapannya menjadi daerah penyangga kebutuhan pangan bagi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, dengan berbagai potensi yang dimiliki, di antaranya melalui penetapan kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) agar pasokan pangan terkendali.
Pemerintah Kabupaten Bulungan kini mengoptimalkan lahan pertanian pangan seluas 1.000 hektare di Desa Sajau Hilir, (Kecamatan Tanjung Palas Timur. Selain itu, juga memaksimalkan potensi di Desa Panca Agung yang memiliki kapasitas produksi sekitar enam ton per hektare dengan kemampuan panen dua kali setahun.
Budi daya mina padi pada areal 30 hektare di Desa Lubak Manis, Kecamatan Tanjung Palas Tengah juga tengah dimaksimalkan. Mina padi adalah cara budi daya dengan menggabungkan budi daya padi dan budi daya ikan secara bersamaan di lahan sawah.
Kabupaten Bulungan merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Utara yang memiliki potensi besar di bidang pertanian. Luas lahan pertanian di Kabupaten Bulungan mencapai 253.928 hektare. Dari lahan tersebut sebagian besar digunakan untuk tanaman pangan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bulungan, produksi tanaman pangan di Kabupaten Bulungan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2022, produksi tanaman pangan di Kabupaten Bulungan mencapai 1.214.841 ton, meningkat 4,14 persen dari tahun sebelumnya.
Produksi tanaman pangan utama di Kabupaten Bulungan adalah padi, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. Padi merupakan tanaman pangan utama di Kabupaten Bulungan, dengan produksi mencapai 543.841 ton pada 2022.
Sementara itu, komoditas jagung merupakan tanaman pangan kedua terbesar di Kabupaten Bulungan, dengan produksi mencapai 282.248 ton. Berikutnya, ubi kayu dengan produksi mencapai 249.862 ton, ubi jalar dengan produksi mencapai 139.090 ton.
Peningkatan produksi tanaman pangan di Kabupaten Bulungan tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Daerah dan masyarakat. “Kami memberikan berbagai bantuan dan fasilitas kepada petani, seperti bantuan alat dan mesin pertanian, bantuan pupuk, serta bantuan benih. Masyarakat juga semakin sadar pentingnya pertanian, sehingga semakin banyak yang beralih ke sektor pertanian,” ujar Bupati Bulungan, Syarwani.
Peningkatan produksi tanaman pangan di Kabupaten Bulungan memiliki dampak positif bagi perekonomian daerah. Peningkatan produksi tanaman pangan dapat meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat sekitar. Peningkatan produksi tanaman pangan juga dapat mengurangi ketergantungan daerah terhadap impor pangan.
Pada sektor peternakan, Pemkab Bulungan bekerja sama dengan pengusaha lokal pada budi daya ayam potong di Desa Apung Kecamatan Tanjung Selor. Begitu juga daging kambing dan babi, dikerjasamakan dengan pengusaha lokal.
Berdasarkan data BPS Provinsi Kalimantan Utara, produksi daging di Kabupaten Bulungan pada 2022 mencapai 230.483 kilogram. Angka ini meningkat sebesar 2,28 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 225.182 kilogram.
Produksi daging di Kabupaten Bulungan didominasi oleh produksi daging sapi, yaitu sebesar 194.709 kilogram atau 84,50 persen dari total produksi daging. Produksi daging ayam mencapai 35.774 kilogram atau 15,50 persen dari total produksi daging.
Produksi daging sapi di Kabupaten Bulungan tersebar di 15 kecamatan. Kecamatan Tanjung Palas Timur merupakan kecamatan dengan produksi daging sapi terbesar, yaitu sebesar 50.609 kilogram. Kemudian, di Kecamatan Tanjung Palas Utara dan Tanjung Palas Barat dengan produksi daging sapi masing-masing sebesar 37.336 kilogram dan 35.364 kilogram.
Produksi daging ayam di Kabupaten Bulungan tersebar di 10 kecamatan. Kecamatan Tanjung Palas Timur merupakan kecamatan dengan produksi daging ayam terbesar, yaitu sebesar 14.389 kilogram. Selanjutnya, Kecamatan Tanjung Palas Utara dan Tanjung Palas Barat dengan produksi daging ayam masing-masing sebesar 8.047 kilogram dan 7.338 kilogram.
Peningkatan produksi daging di Kabupaten Bulungan didorong oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan jumlah populasi ternak, terutama ternak sapi dan ayam, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi daging.
Permintaan daging di IKN ke depan tentu akan meningkat dan ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Kabupaten Bulungan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di ibu kota baru Republik Indonesia itu.
Kabupaten Bulungan memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Hal ini didukung oleh kondisi geografisnya yang terletak di pesisir laut, serta memiliki luas wilayah laut mencapai 2.800 kilometer persegi. Potensi perikanan di Kabupaten Bulungan terdiri dari dua, yaitu perikanan tangkap dan perikanan budi daya.
Potensi perikanan tangkap di Kabupaten Bulungan tersebar di perairan laut, sungai, danau, serta rawa. Jenis ikan yang dominan di perairan laut antara lain tuna, tongkol, cakalang, kembung, dan kerapu. Sedangkan di perairan sungai, danau, serta rawa, jenis ikan yang dominan antara lain ikan patin, ikan lele, ikan nila, dan ikan gurami.
Adapun potensi perikanan budi daya di Kabupaten Bulungan sangat besar, terutama untuk komoditas rumput laut. Luas lahan yang dapat digunakan untuk budi daya rumput laut mencapai 10.000 hektare. Selain itu, Kabupaten Bulungan juga memiliki potensi untuk mengembangkan budi daya ikan air tawar, seperti ikan nila, ikan lele, dan ikan patin.
Potensi perikanan di Kabupaten Bulungan telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian daerah. Pada 2022, produksi perikanan di Kabupaten Bulungan mencapai 52.300 ton.
Pemerintah Kabupaten Bulungan terus berupaya untuk mengembangkan potensi perikanan di daerahnya. Hal ini dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan, antara lain meningkatkan sarana dan prasarana perikanan, seperti pelabuhan perikanan, dermaga, dan tempat pelelangan ikan (TPI).
Selain itu, menyediakan bantuan modal dan pelatihan bagi nelayan dan pembudi daya ikan serta meningkatkan promosi produk perikanan.
Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan potensi pertanian dan perikanan di Kabupaten Bulungan dapat terus dikembangkan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Apalagi, jika IKN Nusantara beroperasi maka Kabupaten Bulungan bisa menjadi daerah penyangga pangan. (ANT)