KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Perusahaan Umum Bulog Kantor Cabang Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, sepanjang 2025 ini sudah menyerap 50 ton gabah kering panen (GKP) dari petani di daerah setempat.
“Kemarin sekitar 18 ton. Sebelumnya ada 31,8 ton, berarti sudah sekitar 50 ton gabah yang sudah diserap di Kotim ini,” kata Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Kotawaringin Timur Muhammad Azwar, di Sampit, Selasa (8/4).
Dia menyampaikan, Bulog turut mengikuti panen raya di lahan pertanian yang dikelola Brigade Pangan Sei Bujur Maju Desa Lampuyang. Gabah hasil panen ini langsung dibeli oleh Bulog.
Azwar menyerahkan langsung uang pembayaran kepada Brigade Pangan Sei Bujur Maju Desa Lampuyang dengan asumsi atau pembelian gabah kering panen sebanyak 4,6 ton atau 4.600 kilogram untuk satu hektare, dengan harga Rp6.500 per kilogram sehingga total Rp29.900.000.
Fuad mengatakan, saat ini beberapa wilayah di Kotawaringin Timur memasuki masa panen, sehingga jumlah gabah yang akan diserap Bulog dipastikan terus bertambah.
Informasi didapat dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan maupun Balai Penyuluh Pertanian Lampuyang, lokasi padi yang akan dipanen semakin banyak dan kemungkinan pada Mei adalah puncak panen.
Untuk total luas tanam di Kotawaringin Timur pada 2025 ini lebih dari 8.000 hektare. Jika diasumsikan potensi panen hanya 4 ton saja per hektare, maka sedikitnya ada 32.000 ton gabah yang akan dihasilkan.
Perusahaan Umum Bulog Kantor Cabang Kotawaringin Timur yang wilayah kerjanya mencakup Kabupaten Kotawaringin Timur, Katingan, dan Seruyan, pada 2025 ini ditargetkan menyerap gabah minimal 1.700 ton. Bulog optimistis bisa mencapai target tersebut.
Fuad menegaskan, sesuai penugasan yang diberikan pemerintah, maka Bulog berkomitmen untuk siap menyerap seluruh gabah hasil produksi petani.
“Namun apabila ada pengusaha swasta atau pihak manapun yang mau membeli di atas HPP yang diterapkan Bulog yakni di atas harga Rp6.500 per kilogram, maka dipersilakan,” ujarnya lagi.
Untuk penyerapan gabah kering panen, Bulog tidak ada melakukan batasan jumlah maupun kondisi gabah. Artinya, kualitas apa pun yang dihasilkan dari panen petani, tetap akan diterima dan dibeli oleh Bulog.
Bulog hanya mengimbau kepada pada petani supaya tidak terburu-buru dalam memanen padinya. Panen dilakukan hanya terhadap padi yang memang siap panen sesuai umur masa tanamnya.
“Harus benar-benar matang karena itu berpengaruh terhadap kualitas beras yang akan dihasilkan,” demikian Azwar Fuad.
Sumber: ANTARA