KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), memastikan kesiapan berbagai hal menghadapi potensi bencana banjir seiring dimulainya musim hujan.
“Kami telah melaksanakan rapat koordinasi sebagai bagian dari perintah pimpinan untuk dilakukan kesepakatan atau dilakukan pembahasan terkait dengan persiapan ancaman bencana banjir,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam di Sampit, Jumat (11/10).
Langkah ini dilakukan mengingat data historis di Kotim pada 2023 akhir hingga awal 2024 ada beberapa kali kejadian banjir. Terlebih berdasarkan informasi dari BMKG setempat saat ini Kotim memasuki musim hujan dan ada peringatan dini terkait banjir.
“Informasi BMKG ini juga menjadi atensi kami untuk kemudian berhati-hati melakukan berbagai macam perencanaan, terkait dengan ancaman hujan dengan skala yang besar atau intensitas besar, terutama daerah-daerah yang rawan banjir,” ujarnya.
Ia melanjutkan BPBD Kotim juga telah mendapat laporan awal kejadian banjir yakni 7-8 Oktober di Desa Rantau Suang Kecamatan Telaga Antang yang menjadi indikasi level air di Sungai Mentaya di bagian utara dengan selatan berbeda cukup jauh.
Kondisi ini perlu diantisipasi khususnya bagi masyarakat di desa-desa yang berada di bantaran Sungai Mentaya. Hal ini juga diharap menjadi perhatian dan kehadiran pemerintah di tingkat satuan terkecil, mulai dari desa/kelurahan sampai kecamatan harus responsif terhadap apapun informasi kebencanaan.
“Kami juga sudah menyampaikan kepada para camat segera berkomunikasi dengan teman-teman yang bekerja untuk Pilkada, agar mempersiapkan plan B, apabila terjadi hujan yang cukup deras atau banjir pada tanggal pemilihan,” tuturnya
Dalam rapat koordinasi yang telah dilaksanakan tersebut, dia menjelaskan, Pemkab Kotim belum menetapkan status apapun terkait penanggulangan banjir lantaran kejadian hanya di satu titik dan dari laporan terbaru banjir sudah surut.
Disamping itu, pada situasi banjir jika situasi dinilai sudah cukup genting, maka penetapan status bisa langsung ke tanggap darurat tanpa perlu melalui penetapan status siaga lebih dulu.
Meski begitu seluruh sumber daya di BPBD Kotim, kata dia, mulai disiapkan dan diharap hal itu juga dilakukan oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang diundang dalam rapat tersebut.
“Dalam artian mereka (OPD) bisa melakukan koreksi bagian dalam di institusi masing-masing untuk menyiapkan unit, termasuk kami juga sudah menyiapkan,” imbuhnya.
Bukan hanya OPD, ia juga berharap hal ini menjadi perhatian masyarakat, khususnya yang bermukim di bantaran Sungai Mentaya. Untuk bisa mengambil langkah antisipasi, apalagi dari keterangan Kepala Desa Rantau Suang banjir bisa terjadi tanpa pertanda, seperti hujan atau air pasang.
Langkah antisipasi itu antara lain dengan mengamankan benda-benda berharga serta dokumen penting ke tempat yang lebih aman, misalnya yang rumahnya bertingkat bisa diletakkan di lantai dua atau dititip ke rumah keluarga yang tinggal di dataran tinggi.
Di sisi lain, Kepala Desa Rantau Suang Sider menyampaikan desanya sempat dilanda banjir pada 8 Oktober lalu dengan kedalaman satu meter dan berdampak pada 51 KK dan 40 rumah di desa tersebut, namun sekarang banjir sudah surut.
“Tapi untuk sekarang banjirnya sudah surut dan kondisinya aman,” sebutnya
Ia menambahkan biasanya banjir di desanya tidak berlangsung lama, hanya berkisar enam sampai sembilan jam, namun arusnya cukup deras sehingga membahayakan.
Ia bersyukur tidak ada korban jiwa dari banjir kali ini, namun sebagian ternak hanyut terbawa banjir sehingga menimbulkan kerugian bagi warga, sehingga ia berharap pemerintah daerah bisa memberikan solusi jangka panjang bagi warga di desanya.
Sumber: ANTARA