KABARKALIMANTAN1, Banjarbaru – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan lebih memprioritaskan peningkatan pengawasan di wilayah Bandara Syamsudin Noor, Kota Banjarbaru, yang masuk daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Untuk wilayah prioritas, seperti Kota Banjarbaru, dilakukan pembukaan pintu air saluran irigasi untuk pembahasan lahan gambut di Ring 1 (daerah rawan kebakaran), area sekitar bandara,” kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kalsel Ricky Ferdyanto di Banjarbaru, Senin (5/6).
Manajer Pusdalops BPBD Kalsel ini menuturkan bahwa lahan gambut di daerah Ring 1 berjarak sekitar 5 kilometer dari Bandara Syamsudin Noor.
Area tersebut, kata dia, terus diawasi secara berkala, yakni mulai pukul 08.00 hingga 18.00 Wita. Pada malam hari, pihaknya melakukan penjagaan di Posko Induk BPBD Kalsel.
Ricky mengatakan bahwa tim satgas BPBD Kalsel pada hari ini melakukan patroli di tiga lokasi, yakni Danau Cermin, Liang Anggang, dan Gunung Kupang.
Karhutla di Kalsel dalam kurun waktu 1 bulan terakhir, lanjut dia, telah melanda hutan dan lahan dengan perkiraan luas hingga 80 hektare.
Ia menyebutkan kebakaran hutan sekitar 9 hektare dan kebakaran lahan sekitar 71 hektare. Paling luas di Kabupaten Tanah Laut sekitar 39 hektare
Kebakaran terluas kedua di Kota Banjarbaru sekitar 31 hektare, kemudian terluas ketiga di Kabupaten Banjar mencapai 9 hektare. Sementara itu, daerah lain, luas lahan yang terbakar tidak melebih 1 hektare.
Sebelumnya, kata dia, wilayah terluas yang dilanda karhutla ada di Ring 1, yakni di area Bandara Syamsudin Noor Kota Banjarbaru.
Menurut Ricky, situasi lapangan di Kabupaten Tanah Laut lebih sulit. Jika terjadi kebakaran, biasanya membutuhkan waktu relatif lama daripada wilayah lain.
Terkait dengan kendala penanganan karhutla di Kabupaten Tanah Laut, BPBD Kalsel sedang menunggu hasil pengajuan permohonan bantuan berupa helikopter water bombing dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat.
Dikatakan pula bahwa helikopter tersebut sebagai solusi penanganan kebakaran di wilayah yang jalurnya sulit dilalui. (ANT)