KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Bank Indonesia (BI) terus mendorong optimalisasi transaksi nontunai di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, yang di antaranya dengan menggunakan QRIS, karena memberi banyak manfaat serta kemudahan bagi masyarakat.
“Perlu juga terus disosialisasikan terkait transaksi nontunai seperti QRIS, apalagi di banyak daerah ini sudah banyak usaha menyediakan transaksi melalui QRIS atau nontunai,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Tengah Yuliansah Andrias di Sampit, Kalteng, Kamis (27/2).
Beberapa manfaat transaksi menggunakan QRIS di antaranya tidak perlu membawa uang tunai, mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi, meminimalisir kontak, sehingga lebih higienis, meminimalisir penipuan, serta peredaran uang palsu.
“Transaksi menggunakan QRIS juga akan langsung masuk ke rekening pelaku usaha,” ujarnya.
Di sisi lain, transaksi dengan cara ini juga terpantau dalam transaksi perbankan karena penggunaan QRIS harus menggunakan rekening bank sebagai salah satu syaratnya.
“Jadi, ini secara tidak langsung juga mengajari pelaku usaha, khususnya UMKM tentang bagaimana mengelola keuangan. Ini juga cara Bank Indonesia bersama kawan-kawan di industri perbankan dan pemerintah daerah untuk terus mendorong penggunaan uang nontunai secara masif, terutama di kabupaten Kotawaringin Timur,” sebut Yuliansah Andrias.
Data Bank Indonesia, jumlah merchant QRIS di Kalimantan Tengah pada Januari 2025 bertambah sebesar 5.662 merchant, yang didominasi UMKM sebesar 98,61 persen dari total merchant.
Daerah pengguna QRIS terbanyak adalah Kota Palangka Raya dengan pangsa 22,9 persen. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan volume transaksi QRIS dan new user QRIS.
Yuliansah mengatakan BI terus mendorong penggunaan QRIS sekaligus melakukan literasi keuangan kepada pelaku UMKM.
Tujuannya, agar pelaku UMKM semakin baik dalam mengelola keuangan, termasuk sistem pembukaannya dan lainnya.
Sumber: ANTARA