KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Jelang beroperasi pada 18 Agustus 2023, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) pengerjaan dan pengujian Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kelar 94%. KA itu kontroversial karena menelan biaya tinggi, itu pun KA hanya sampai Stasiun Tegalluar, sekitar 17 dari pusat kota Bandung.
Mengikuti panduan Google Map, jarak dari Stasiun Tegalluar Kab. Bandung ke pusat kota mencapai 17.0 km via Jl. Nanggeleng – Cirahayu/Jl. Tol Padalarang – Cileunyi/Jl. Tol Padaleunyi/Jl. Tol Purbaleunyi. Itu dalam kondisi normal, sedangkan lalu lintas kota Bandung dikenal kerap macet.
Nilai investasi KCJB sebesar Rp 108,14 triliun dipakai untuk pembangunan kereta cepat dengan lintasan hanya sepanjang 142,3 kilometer. Awalnya proyek ini bersifat bisnis, namun Pemerintah Indonesia akhirnya ikut turun tangan setelah pembiayaan membengkak hingga 5 triliun.
Ironisnya, Indonesia memilih berutang pada Cina dengan bunga lebih besar dibanding menerima tawaran Jepang dengan bunga lebih rendah. Pada akhirnya Cina meminta jaminan biaya KCJB dimasukkan dalam postur anggaran APBN.
Untuk sementara soal biaya bisa diredam. Terkait tempat finis yang jauh dari pusat kota, Menteri BUMN Erick Thohir (ET) mengatakan pemerintah sedang mencarikan solusi. Ia mengakui belum tahu detail jenis pengantarannya.
“Nanti akan ada pengantaran dari Stasiun Tegalluar hingga ke kota Bandung. Ini melibatkan beberapa pihak, dari kementrian, gubernur, hingga bupati dan walikota,” ujar Erick kepada media termasuk KabarKalimantan1, di momen seleksi Timnas U17 di Swangan, Depok, Sabtu lalu.
Sementara itu Manager Corporate Communications KCIC, Emir Monti, mengatakan pembangunan nyaris rampung 100 persen. Mereka sedang mengejar penyempurnaan prasarana. “Saat ini pembangunan KCIC telah mencapai 94 persen. Pembangunan dan penyempurnaan prasarana serta pengujian KA Cepat terus kami lakukan,” kata Emir, Senin (24/7/2023).
Emir menjelaskan KCIC bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah melakukan sertifikasi sarana dan prasarana untuk memastikan KCJB siap dioperasikan dan dinikmati masyarakat secara aman dan nyaman.
“Secara paralel, KCIC juga terus melakukan testing and commissioning (tes fungsi) KA Cepat, menyelesaikan pembangunan stasiun dan aksesibilitasnya, serta menyusun tata cara dan skema terkait uji coba oleh masyarakat pada masa praoperasi KA cepat,” katanya.
Tolak Target Operasi
Sebelumnya, sempat beredar jadwal operasional kereta cepat bakalan molor dari target. Dalam laporan yang beredar, Kemenhub dan tiga konsultan menolak kereta cepat beroperasi komersial pada 18 Agustus mendatang.
Dilaporkan Reuters, Kamis (8/6), Kemenhub dan 3 konsultan proyek tersebut, Mott Macdonald, PwC, dan Umbra, menolak proyek bernilai US$7,3 miliar itu beroperasi sesuai target KCIC. Kemenhub dan konsultan menyarankan operasi penuh KCJB dimulai pada Januari 2024.
Penolakan itu diketahui dari dokumen internal bertajuk Laporan ‘Progress Update’ tertanggal 14 Mei 2023. Dokumen juga menyebut KCIC menginginkan sertifikat kelayakan operasi penuh untuk jalur tersebut, meskipun stasiun tidak lengkap alias belum rampung semua. “Ada risiko target operasi komersial pada Agustus bisa tertunda untuk menyelesaikan semua konstruksi pada 31 Desember,” tulis laporan itu.
Belakangan, isu itu dibantah Kemenhub. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menegaskan kereta cepat tetap beroperasi sesuai rencana, yakni Agustus 2023. “Enggak, Agustus tetap, uji coba KA Cepat,” katanya, Minggu (11/6).
Ia menegaskan untuk operasi komersial menunggu informasi dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves). Bantahan serupa dilontarkan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan.
Ia menegaskan kereta cepat tetap akan beroperasi sesuai jadwal, yakni 18 Agustus mendatang. Luhut malah mempertanyakan siapa dan dari mana isu operasional KCJB mundur tersebut muncul. “Siapa bilang mundur? Nggak pernah, nggak ada itu. KCJB beroperasi sesuai jadwal, yakni 18 Agustus 2023,” ujarnya di Gedung DPR RI, Jumat (9/6).
