KABAR KALIMANTAN 1, Jakarta – Mengaku neneknya asli Makassar, Jordi Amat (29), ngebet membela timnas Indonesia. Dia mengutarakan 2 alasan terkait niatnya tersebut.
Jordi bukan pemain sembarangan. Ia pernah membela timnas Spanyol U-16, U-18, hingga U-21, tapi gagal bersaing dengan Sergio Ramos, Gerard Pique dkk. di level senior. Timnya pernah meraih peringkat 3 Kejuaraan Dunia FIFA U-17.
Klub level atas yang ia bela juga populer, yakni Espanyol, Rayo Vallecano dan Real Betis di La Liga dan Swansea City yang kala itu beredar di England Premiere League (EPL).
Jordi telah terbiasa menghadapi striker-striker top seperti Cristiano Ronaldo (Real Madrid) di Liga Spanyol dan Wayne Rooney (Manchester United) di Liga Inggris.

Jordi Amat, biasa menghadapi striker top, seperti Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney.
Alasan pertama membela Indonesia, salah satunya karena ia ingin bermain di tim nasional, level senior.
“Di Spanyol saya sudah main untuk negara, mulai dari level remaja hingga muda. Belum di level senior,” ujarnya, yang yakin kualitasnya sangat dibutuhkan Indonesia.
Alasan kedua, tentu sensasi besar karena Indonesia negeri dengan jumlah penduduk besar dan mayoritas penggila sepakbola.
“Saya akan senang sekali (jika terealisasi) karena saya tahu itu akan menjadi pengalaman yang luar biasa. Membela Indonesia, negara dengan 275 juta orang, sungguh akan brutal,” ujar Jordi lewat Diario AS.
Nenek Makassar
Dia pun merasa punya peluang lolos proses naturalisasi karena neneknya memang asli orang Makassar. Menurut Wikipedia, ibu dari neneknya (buyut) bahkan asli penduduk Pulau Siau di gugusan Kepulauan Sangir, Sulawesi Utara.
“Nenek dulu harus pergi dari Makassar karena perang. Ketika itu nenek baru berusia 10 tahun, ke Belanda dulu, lalu pindah dan menetap di Spanyol,” jelasnya.
Meski demikian, nenek kembali ke Makassar setiap tahun untuk melihat keluarga. “Dari situlah keluarga besar di Makassar banyak mengikuti saya. Mereka menawan,” lanjutnya.
Sayangnya, dia tak tahu bagaimana cara untuk bisa mewujudkan keinginannya itu. “Saya menunggu untuk melihat bagaimana semuanya berjalan. Saya tidak tahu apakah niat saya itu sudah sampai ke telinga asosiasi (PSSI-Red),” sambung dia.
Di Indonesia, proses naturalisasi disambut pro dan kontra. Namun sebagai ilustrasi, Australia yang baru saja menyingkirkan Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-23, pakai selusin pemain naturalisasi.
Begitu pula Filipina, yang dulu jadi lumbung gol tiap kali bertemu tim Merah Putih. Dengan skuad 80 persen pemain Eropa berdarah Filipina, kini peringkat FIFA mereka jauh meninggalkan Indonesia.
