KABARKALIMANTAN1, PALANGKA RAYA –Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka prevalensi stunting di Kalimantan Tengah mengalami penurunan sebesar 3,4 persen, dari 26,9 persen pada 2022 menjadi 23,5 persen di 2023.
Hal itu disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Kalteng Herson B Aden saat membuka kegiatan sosialisasi konsumen cerdas dalam memilih makanan untuk mencegah stunting, di Palangka Raya.
Menurut Herson dalam hal ini pemerintah daerah menekankan pentingnya penguatan surveilans e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) sebagai data pembanding hasil SKI agar angka prevalensi 2024 dapat mencerminkan kondisi nyata di lapangan
Selain itu Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Kalimantan Tengah turut berkontribusi dalam percepatan penurunan stunting. Sebab pada 2023, menjadi orangtua asuh Posyandu selama tiga bulan di Desa Bentot, Kabupaten Barito Timur.
“Saat itu menangani lima bayi dua tahun (Baduta) berisiko stunting. Hasilnya, satu anak berhasil keluar dari zona stunting,”ujarnya.
Diakuinya, berbagai kegiatan telah dilaksanakan dalam rangka percepatan penurunan stunting, salah satunya melalui edukasi konsumen, seperti kegiatan sosialisasi kali ini.
Untuk itu masyarakat diharapkan menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih makanan, terutama bagi ibu hamil, pasangan usia subur, serta orang tua dengan anak stunting atau berisiko stunting. (PSW/KK1/IST)



