KABARKALIMANTAN1, Pontianak – Yayasan Kolase bekerja sama dengan FINCAPES menggelar Photovoice, pelatihan photographi bagi masyarakat terdampak banjir sebagai upaya menggugah kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan banjir ke depan.
“Training Photovoice ini dilaksanakan selama tiga hari di Rumah Budaya Kampung Caping, Pontianak, Kalimantan Barat. Pelatihan ini diikuti peserta dari berbagai kelompok masyarakat yang selama ini kerap terdampak banjir, mulai dari mahasiswa, ibu rumah tangga, hingga penyandang disabilitas,” kata Direktur Yayasan Kolase, Andi Fachrizal di Pontianak, Senin (8/12/2025).
Rizal menjelaskan, melalui metode photovoice, peserta dilatih menangkap cerita, pengalaman, dan aspirasi terkait banjir melalui foto dan narasi.
“Selama pelatihan, mereka mendapat materi dasar fotografi menggunakan ponsel dari fotografer Kalimantan Barat, Teguh Panglima dan Victor Fidelis Sentosa, serta pelatihan penulisan caption dan penyusunan narasi oleh jurnalis LKBN Antara Kalbar, Rendra Oxtora,” tuturnya.
Pelatihan Photovoice ini menjadi langkah awal Yayasan Kolase dalam mendorong warga terdampak banjir untuk menyuarakan pengalaman mereka melalui visual dan narasi yang kuat. Hasil karya para peserta direncanakan akan dipamerkan pada akhir program sebagai bentuk penyampaian suara warga kepada publik dan pemangku kepentingan.
Di tempat yang sama, Mentor fotografi, Teguh Panglima, menyampaikan bahwa penggunaan smartphone menjadi pilihan agar peserta dapat langsung menerapkan teknik yang dipelajari.
“Program ini mengangkat tema banjir di mata warga melalui foto dan caption. Kami berikan materi dasar fotografi menggunakan HP, karena bagi masyarakat itu alat yang sudah sangat dekat,” katanya.
Ia menambahkan, meskipun menggunakan perangkat sederhana, pelatihan tetap menekankan aspek penting fotografi seperti komposisi, cahaya, dan sudut pengambilan gambar.
“Pemotretan dengan kualitas tinggi yang dilengkapi caption kuat akan memberikan karakter pada foto tersebut,” tuturnya.
Teguh juga mengapresiasi keberagaman peserta yang melibatkan berbagai gender dan kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas.
“Saya senang karena pesertanya beragam, termasuk kawan-kawan disabilitas. Mereka sangat antusias,” katanya.
Salah satu peserta disabilitas, Dwi Redi Radiallah, mengaku mendapat pengalaman baru dalam fotografi dan menulis. “Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan dapat dilihat oleh pemerintah dan masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, peserta dari kelompok ibu-ibu, Evi Marlina, merasa mendapat wawasan baru dari pelatihan ini.
“Saya baru tahu apa itu photovoice, teknik mengambil gambar dan membuat caption. Mudah-mudahan foto kami bisa mewakili aspirasi masyarakat untuk pemerintah,” katanya.
Peserta lainnya, Muhammad Luthfi Hasan Hasibuan, berharap program ini diperluas ke daerah lain di Kalimantan Barat yang juga sering terdampak banjir.
“Semoga photovoice ini tidak hanya di Pontianak, tetapi dikembangkan ke wilayah lain karena banyak sekali daerah yang mengalami banjir,” tuturnya.
Ia juga berharap peserta dapat menularkan ilmu yang didapat kepada lingkungan terdekat. “Harapannya semua peserta bisa mengembangkan photovoice ini kepada keluarga dan teman-temannya,” kata dia.
Sumber : ANTARA




