KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya — Anggota Komisi II DPRD Kota Palangka Raya, Khemal Nasery, menegaskan bahwa pemulihan lahan gambut pascakebakaran harus menjadi prioritas pemerintah daerah.
Ia menyebut kerusakan gambut tidak boleh dibiarkan karena berdampak luas terhadap lingkungan maupun potensi kebakaran berikutnya.
“Pemulihan ekosistem gambut harus menjadi bagian dari penanganan jangka panjang. Jika dibiarkan rusak, risikonya akan terus berulang,” ujarnya, Rabu (13/8/2025)
Khemal meminta pemerintah kota tidak hanya fokus pada pemadaman ketika karhutla terjadi, tetapi juga menyiapkan langkah pemulihan yang terukur.
Upaya seperti pembasahan kembali (rewetting), rehabilitasi vegetasi alami, dan edukasi masyarakat disebutnya sangat diperlukan untuk mengembalikan fungsi ekologis gambut.
Ia juga mendorong keterlibatan lembaga konservasi, akademisi, dan masyarakat adat dalam proses ini. Menurutnya, pemulihan gambut tidak dapat dilakukan secara instan dan harus didukung oleh penelitian serta data yang akurat.
“Tanpa data yang valid, kebijakan yang dibuat bisa salah sasaran. Pemulihan harus berbasis penelitian agar hasilnya optimal,” kata Khemal.
Selain itu, ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga lahan gambut agar tetap lestari. Edukasi mengenai bahaya pembakaran lahan, pemanfaatan alternatif yang ramah lingkungan, serta manfaat gambut bagi ekosistem harus terus digencarkan.
Khemal juga mengingatkan bahwa kebakaran gambut memicu kabut asap yang membahayakan kesehatan masyarakat, terutama gangguan pernapasan.
“Jika ingin melindungi generasi mendatang, kita harus serius memulihkan dan menjaga lahan gambut. Ini tidak hanya soal lingkungan, tetapi juga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.




