Ketua DPRD Gumas Ajak Semua Pihak Sukseskan Pelaksanaan Tiwah Massal di Rangan Tate

KABARKALIMANTAN1, Kuala Kurun — Ketua DPRD Kabupaten Gunung Mas, Binartha, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan pelaksanaan Tiwah massal yang digelar di Desa Rangan Tate, Kecamatan Mihing Raya.

Ia menilai ritual adat dan keagamaan seperti Tiwah merupakan bagian penting dari identitas masyarakat Dayak yang harus dijaga, dihormati, dan dilestarikan.

“Semua pihak tanpa terkecuali hendaknya ikut mendukung pelaksanaan Tiwah massal ini, sebagai bentuk penghormatan dan toleransi antarumat beragama,” ujar Binartha, Rabu (29/10).

Politisi Partai Golkar yang akrab disapa Obin itu menjelaskan, Tiwah adalah upacara adat dalam ajaran Hindu Kaharingan yang dilakukan oleh suku Dayak Ngaju dan sub-suku Dayak lainnya di Kalimantan Tengah.

Ritual ini bertujuan mengantarkan roh leluhur menuju alam keabadian, dengan cara memindahkan tulang belulang almarhum ke dalam sandung (tempat penyimpanan tulang).

Selain memiliki makna spiritual yang mendalam, Tiwah juga menjadi daya tarik budaya dan pariwisata yang unik, baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan dari luar daerah.

“Ritual ini tidak hanya sakral, tapi juga memperlihatkan kekayaan budaya Dayak yang sangat berharga. Banyak wisatawan datang untuk menyaksikannya,” jelasnya.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa dalam pelaksanaannya, terdapat sejumlah pantangan adat yang wajib dihormati oleh setiap pengunjung dan peserta.
“Menaati aturan adat adalah bentuk penghormatan kita terhadap budaya lokal. Itu juga bagian dari upaya menyukseskan pelaksanaan Tiwah,” tegasnya.

Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan II, yang meliputi Kecamatan Rungan Hulu, Rungan, Rungan Barat, Manuhing, dan Manuhing Raya, ini juga mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Gunung Mas yang turut memberikan dukungan terhadap kegiatan tersebut.

Pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) telah mengalokasikan dana sebesar Rp81 juta dari APBD 2025 untuk membantu pembiayaan kegiatan adat, termasuk kebutuhan upacara laluh basir, yang merupakan bagian sakral dari prosesi Tiwah.

“Bantuan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga dan mendukung keberlangsungan adat istiadat masyarakat,” kata Binartha.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesenian Disbudpar Gumas, Ahmady, menjelaskan bahwa tabuh pertama Tiwah massal di Rangan Tate digelar pada Minggu (26/10), sedangkan tabuh kedua dilaksanakan pada Selasa (28/10).

“Dalam pelaksanaan Tiwah kali ini, terdapat 24 arwah dari 17 keluarga yang menjadi penanggung jawab upacara. Mereka berasal tidak hanya dari Rangan Tate, tetapi juga dari desa-desa sekitar,” ungkapnya.

Ahmady menambahkan, bantuan pemerintah telah diserahkan secara simbolis saat pelaksanaan tabuh kedua. Ia berharap kegiatan adat ini berjalan lancar hingga selesai dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus melestarikan warisan budaya leluhur.

Binartha pun menegaskan bahwa DPRD Gumas akan terus mendukung pelestarian adat dan budaya lokal, karena menurutnya, pembangunan daerah tidak hanya sebatas infrastruktur, tetapi juga mencakup penguatan nilai-nilai tradisi dan spiritual masyarakat.

“Tiwah adalah wujud kearifan lokal yang perlu dijaga bersama. Dengan menghormati adat dan budaya, kita ikut menjaga jati diri Gunung Mas,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *