KABAR KALIMANTAN1, Samarinda – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) memperkuat program deteksi dini pada bayi baru lahir untuk memastikan kesehatan optimal selama 1.000 hari pertama kehidupan mereka.
“Upaya ini digalakkan demi membangun generasi Kaltim yang lebih sehat dan bebas dari risiko gangguan tumbuh kembang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin di Samarinda, Rabu (2/7).
Jaya menyatakan bahwa skrining ini bukan sekadar prosedur, melainkan wujud kepedulian terhadap masa depan anak-anak Indonesia.
“Setiap bayi berhak mendapatkan awal kehidupan yang sehat,” kata Jaya Mualimin dalam kegiatan evaluasi yang dilaksanakan secara virtual.
Ia menekankan pentingnya peran aktif tenaga kesehatan, pengambil kebijakan dan masyarakat untuk memastikan layanan skrining berjalan optimal.
Melalui skrining ini, kelainan, seperti hipotiroid kongenital, defisiensi enzim G6PD, hiperplasia adrenal kongenital, hiperbilirubinemia/atresia bilier, penyakit jantung bawaan, dan gangguan metabolik lainnya dapat terdeteksi.
“Tanpa penanganan yang tepat dan cepat, kondisi-kondisi tersebut berpotensi menyebabkan kecacatan permanen, keterlambatan perkembangan, bahkan kematian,” ungkap Jaya.
Kegiatan evaluasi dibuka Kepala Dinkes Kaltim itu bertujuan untuk merefleksikan pelaksanaan skrining di provinsi itu, mengidentifikasi kendala di lapangan, serta merumuskan solusi dan langkah perbaikan yang berkelanjutan.
Meskipun dilaksanakan secara virtual, Jaya mengapresiasi semangat peserta yang tetap tinggi dalam berdiskusi dan berkolaborasi. “Di tengah keterbatasan, kita masih bisa berkoordinasi dan menjaga kesinambungan program penting ini,” ujarnya.
Ia berharap implementasi skrining bayi baru lahir di Kaltim dapat berjalan lebih efektif dengan cakupan yang lebih luas serta kualitas yang semakin baik.
Sumber: ANTAA