KABAR KALIMANTAN1, Palangka Raya – Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) telah membangun kawasan persemaian modern sebagai fasilitas pembibitan tanaman berskala besar dengan infrastruktur permanen untuk menghasilkan bibit berkualitas tinggi.
“Persemaian ini seluas 9,4 hektare, terbagi menjadi dua area utama yakni area produksi bibit dan area publik,” kata Kepala Dishut Kalteng Agustan Saining di Palangka Raya, Selasa (27/5).
Dia menjelaskan, persemaian ini memproduksi berbagai jenis tanaman yang terbagi menjadi tiga kelompok atau kategori, yakni kehutanan seperti eukaliptus, sengon, hingga mahoni.
Kemudian tanaman buah seperti durian, cempedak, alpukat, kakao serta lainnya, dan tanaman estetika seperti trembesi, ketapang kencana serta lainnya.
“Persemaian ini tidak hanya fokus pada aspek produksi, tetapi juga dirancang sebagai ruang edukasi dan rekreasi,” jelasnya.
Setiap hari kerja, area persemaian ini terbuka bagi kunjungan siswa berbagai sekolah untuk belajar langsung tentang teknik pembibitan dan pentingnya pelestarian lingkungan sejak dini.
Area publik dilengkapi taman hijau, saung, serta jalur lari yang nyaman. Berbagai sarana prasarana ini membuat kawasan persemaian juga sebagai tempat rekreasi keluarga yang sehat dan menyenangkan.
Persemaian modern ini buka setiap hari untuk masyarakat umum mulai pukul 06.00-09.00 WIB, dan sore mulai pukul 15.00-17.00 WIB.
Program ini sekaligus mendukung program 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng periode 2025-2030, terutama dalam pengendalian kebakaran hutan melalui penguatan deteksi dini. Salah satu inisiatif strategis adalah pemberian bantuan bibit gratis kepada masyarakat.
Warga yang ingin mengakses bantuan ini hanya perlu melampirkan fotokopi KTP, SKT atau sertifikat tanah, dan surat permohonan pribadi atau kelompok ke kantor persemaian.
“Dengan pembagian bibit ini, lahan-lahan yang tadinya tidak produktif dan rawan karhutla bisa dimanfaatkan secara optimal. Ini bagian dari langkah pencegahan kebakaran sekaligus meningkatkan produktivitas lahan,” jelas Agustan Saining.
Sumber: ANTARA