Dinas Kesehatan Kapuas Edukasi Masyarakat Waspada DBD Pascabanjir

KABAR KALIMANTAN1, Palangka Raya – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kapuas, Kalimantan Tengah, bekerja sama dengan pemerintah desa dan puskesmas untuk melakukan edukasi, penyuluhan, serta pengasapan atau fogging di wilayah rawan guna menekan populasi nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) pascabanjir.

“Partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah wabah DBD setelah banjir,” kata Kepala Dinkes Kapuas Tonun Irawaty Panjaitan di Kuala Kapuas, Selasa (11/2).

Dengan kesadaran dan langkah pencegahan yang tepat, kata dia, diharapkan angka kasus DBD di Kabupaten Kapuas dapat ditekan dan masyarakat tetap sehat pascabanjir.

Setelah banjir surut, lanjutnya, genangan air dan lingkungan yang lembab menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak, sehingga meningkatkan risiko penularan DBD.

“Masyarakat harus lebih aktif dalam melakukan langkah pencegahan, seperti menerapkan Gerakan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup wadah yang berpotensi menampung air, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk,” kata dia.

Selain itu, lanjutnya, tindakan tambahan seperti menggunakan kelambu, memasang kawat anti nyamuk, serta menjaga kebersihan lingkungan juga sangat dianjurkan.

Gejala DBD yang perlu diwaspadai meliputi demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, mual, muntah, serta munculnya bintik merah pada kulit.

“Jika mengalami gejala tersebut, masyarakat diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan medis yang tepat,” ucapnya.

Dikatakannya, pascabanjir yang melanda di tiga kecamatan setempat yakni Kecamatan Kapuas Tengah, Pasak Talawang, dan Dadahup, hingga saat ini tidak ada laporan kejadian luar biasa maupun penyakit-penyakit tertentu akibat banjir tersebut.

“Untuk pelayanan kesehatan di wilayah banjir, baik puskesmas maupun pustu (puskesmas pembantu) masih tetap berjalan, walaupun pelayanan kesehatan di sana salah satunya di Pujon, itu ikut terdampak banjir, tapi tetap ada posko pelayanan kesehatan dialihkan di kantor kecamatan,” kata Tonun Irawaty Panjaitan.

 

 

Sumber: ANTARA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *