KABAR KALIMANTAN1, Palangka Raya – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Katingan, Kalimantan Tengah (Kalteng), melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat menyalurkan bantuan sarana produksi (saprodi) cabai kepada kelompok tani pengembang komoditas cabai.
“Di antara sarana produksi yang kami serahkan ini seperti alat semprot manual dengan kapasitas lima liter air serta beberapa sarana penunjang pertanian lainnya,” kata Penjabat Bupati Katingan Sutoyo, di Kasongan, Rabu (6/11).
Dia menerangkan, maksud dan tujuan bantuan sarana produksi cabai ini adalah salah satu wujud keseriusan Pemkab Katingan dalam mengembangkan sektor pertanian serta komitmen pemerintah dalam pengendalian inflasi daerah.
“Penerima bantuan sarana produksi ini merupakan binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Katingan. Ada dua kelompok tani yang mengembangkan komoditas cabai di area ini, yaitu Kelompok Bina Habayur dan Kelompok Bahalap Bersama,” kata Sutoyo.
Dia menerangkan, masing-masing kelompok tersebut memiliki luasan lahan tanaman hortikultura kelompok ini adalah sebesar 5 hektare.
“Kami berharap kedua kelompok tani ini dapat tetap eksis untuk menanam komoditas cabai, sehingga dapat memberikan kontribusi penurunan inflasi bagi Kabupaten Katingan,” katanya lagi.
Usai penyaluran ini, pihaknya berharap menjadi stimulan di bidang pertanian dalam mengendalikan inflasi daerah di Kabupaten Katingan.
Dia mengatakan pula, mengingat komoditas cabai adalah menjadi salah satu faktor penyumbang angka inflasi di daerah-daerah, termasuk Kabupaten Katingan.
Kepala DKPP Katingan Mozard D Staing mengatakan Kelompok Bina Habayur dan Kelompok Bahalap Bersama tersebut berlokasi di Km 30 di Kecamatan Katingan arah Tumbang Samba, Kecamatan Katingan Tengah.
“Bantuan sarana produksi cabai yang kami salurkan berupa pupuk, benih cabai, mulsa, dan cultivator,” kata Mozard.
Dia berharap dengan semakin banyak kelompok tani diberikan bantuan. Setidaknya inflasi di daerah tetap stabil dan tidak juga turun.
“Harga cabai bisa stabil, artinya petani bisa mendapat untung dan masyarakat juga tidak merasa harganya mahal. Jangan juga terlalu turun, nanti petani bisa bangkrut,” katanya lagi.
Sumber: ANTARA