KESRA

Banjarmasin Gelar Rembuk Stunting Konvergensi Aksi III

KABAR KALIMANTAN1, Banjarmasin – Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menggelar rembuk stunting konvergensi aksi III untuk percepatan penurunan kasus tumbuh kembang anak tersebut pada 2024.

Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina di Banjarmasin, Senin (4/11), mengatakan rembuk stunting ini sebagai upaya serius agar percepatan penurunan kasus stunting dilakukan secara terkoordinasi, terpadu dan bersama-sama atau konvergensi.

“Percepatan penurunan stunting di Banjarmasin ini kedua kalinya kita laksanakan di tahun ini, mudah-mudahan dari angka-angka yang ada kita optimistis stunting bisa diturunkan,” ujarnya.

Dia mengatakan secara nasional target penurunan kasus stunting hingga tinggal 14 persen pada 2024.

Tentunya ini menjadi tantangan yang sangat berat, karena angka stunting di Kota Banjarmasin pada 2023 sekitar 26,5 persen, padahal sebelumnya sudah turun sekitar 22,4 persen.

“Sambil menunggu pengumuman Survei Status Gizi Indonesia atau data SSGI sebagai data yang paling valid untuk dijadikan referensi hasil intervensi tahun ini,” ucapnya.

Ibnu Sina meyakini dengan intervensi pemerintah kota untuk menangani secara langsung anak stunting atau anak yang gagal tumbuh secara maksimal memberikan dampak signifikan bagi penurunan kasus tahun ini.

Pemkot Banjarmasin bahkan menganggarkan secara khusus untuk pemberian makanan bergizi dan gratis secara rutin ke anak-anak yang terdeteksi stunting atau kurang asupan gizi.

Selain itu, Pemkot Banjarmasin dengan menggandeng orang yang mapan dari segi ekonomi atau pejabat negara untuk menjadi bapak asuh atau ibu asuh untuk anak-anak stunting.

Selain itu banyak lagi aksi yang dilakukan secara konvergensi dengan berbagai kalangan, lembaga, organisasi dan lainnya untuk percepatan penurunan stunting di Kota Banjarmasin.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Tabiun Huda menyampaikan bahwa angka stunting di Kota Banjarmasin ini sekitar 1.200 anak.

“Tentunya dengan kolaborasi semua pihak untuk penanganannya, utamanya kader-kader posyandu, dari puskesmas, kader-kader PKK, penurunan bisa signifikan terjadi.

 

 

Sumber: ANTARA

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!