Pemkab Kotim Berupaya Tekan Dampak Bencana dengan Rencana Kontijensi

KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) berupaya menekan dampak negatif dari terjadinya suatu bencana di wilayah setempat dengan menyiapkan rencana kontijensi.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kotim Rihel di Sampit, Rabu (4/9), menuturkan Kotim salah satu daerah dengan tingkat kerawanan bencana tinggi, seperti banjir, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dan abrasi.

“Namun apabila dicermati dampak negatif dan kerugian akibat dari bencana pada dasarnya dapat dikurangi, apabila memiliki data dan analisis yang memadai dalam hal perencanaan penanggulangan bencana,” tegasnya.

Oleh karenanya saat ini pemkab sedang melaksanakan tahapan-tahapan penyusunan dokumen rencana penanggulangan bencana yang mencakup rencana kontijensi.

“Rencana kontijensi ini untuk memitigasi dampak dan menanggulangi bencana itu,” kata Rihel.

Pemkab Kotim bersama lintas sektor  baru saja melaksanakan pembahasan penyusunan dokumen rencana penanggulangan bencana, merupakan lanjutan dari FGD rancangan awal atau laporan pendahuluan penyusunan yang dilaksanakan 30 Mei 2024.

Kegiatan ini melibatkan Universitas Palangka Raya (UPR), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Organisasi Perangkat Daerah (OPD), instansi vertikal, serta asosiasi camat, dan asosiasi kepala desa.

Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) merupakan dokumen lima tahunan turunan dari Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020-2024 yakni rencana jangka panjang 25 tahun yang memuat visi-misi, kebijakan dan strategi, serta peta pelaksanaan penanggulangan bencana.

Dokumen RPB disusun berdasarkan hasil analisis risiko bencana, kata dia, selain itu juga memuat upaya penanggulangan bencana yang dijabarkan dalam program kegiatan penanggulangan bencana dan rincian anggarannya.

Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam menambahkan penyusunan RPB ini merupakan kelanjutan Kajian Risiko Bencana (KRB) yang dimulai pada 2022. KRB memuat data tematik yang bisa di-overlay dengan peta yang ada di Kotim, sehingga memberikan gambaran lokasi-lokasi rawan bencana.

Selanjutnya, disusun RPB dengan melihat kerawanan bencana tersebut serta dampaknya pada kerusakan lingkungan hingga korban jiwa.

“Rencana-rencana kontijensi yang kami susun ini, berikutnya pada 2025 menjadi bagian melengkapi seluruh dokumen yang bisa dipadupadankan dengan rencana pembangunan secara makro di Kotim,” jelasnya.

Berdasarkan KRB, lanjutnya, hampir setiap kecamatan di Kotim memiliki potensi kerawanan bencana, hanya saja tingkatannya berbeda-beda. Ada yang rendah, sedang dan tinggi. Data itu pun telah terdistribusi ke beberapa wilayah dan sudah dilakukan digitasi.

Untuk wilayah yang rawan banjir, kata dia, meliputi wilayah utara hingga sebagian wilayah tengah Kotim, dari Kecamatan Antang Kalang hingga Kota Besi. Sedangkan untuk rawan karhutla meliputi wilayah selatan ke tengah, dari Kecamatan Teluk Sampit hingga Cempaga.

Selain bencana-bencana yang sudah sering terjadi maupun bencana yang konsepnya perlahan, pihaknya juga mengantisipasi adanya bencana lain yang menurutnya mungkin terjadi dengan adanya perubahan iklim yang sangat besar.

“Contohnya dari dampak perubahan iklim adalah cuaca ekstrem, seperti kemarin terjadi angin puting beliung di Palangka Raya yang cukup besar. Di Sampit dan sekitarnya sebenarnya juga terjadi walau intensitasnya rendah, tapi itu perlu kita waspadai,” lanjutnya.

 

 

Sumber: ANTARA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *