KABAR KALIMANTAN1, Banjarmasin – Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor menyatakan menyambut positif dilaksanakannya kegiatan pelayanan keluarga berencana (KB) di perbatasan Borneo, antara Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Pemprov Kalsel, Husnul Hatimah di Banjarmasin, Kamis (27/7), menyampaikan, gubernur menyambut positif perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalsel dan Kalteng yang bersinergi melaksanakan kegiatan pelayanan di perbatasan kedua provinsi, yakni, di Jalan Trans Kalimantan di Anjir Pasar, Barito Kuala, Kalsel.
Sebab, katanya, dengan kolaborasi dua perwakilan BKKBN provinsi tersebut, melaksanakan kegiatan yang dirangkai dengan launching Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), Borneo Mupen On The Road serta penyerahan bantuan sembako untuk Keluarga Resiko Stunting (KRS).
Gubernur Kalsel menyampaikan, kolaborasi perwakilan BKKBN dua provinsi yang dilakukan hari ini menjadi kerjasama yang baik untuk memberikan layanan dan mengkampanyekan informasi kepada masyarakat secara lebih luas sampai ke pelosok.
Kepada masyarakat, Gubernur Kalsel yang lebih akrab disapa Paman Birin tersebut berharap mempergunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
Seperti kata pepatah, ujarnya, “tak kenal maka tak sayang”, oleh sebab itu jangan malu untuk bertanya, berkonsultasi kepada petugas mengenai produk BKKBN agar layanan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan.
Jika merunut efektivitas, kata dia, program KB dan layanan kesehatan yang tepat juga akan berdampak positif terhadap pencegahan stunting.
“Ini yang sangat kita dukung, untuk menurunkan angka stunting hingga mencapai target nasional 14 persen pada 2024,” ujarnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel Ramlan mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memperluas akses pelayanan KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan meningkatkan capaian KB MKJP di perbaikan Borneo, yakni, Kalsel dan Kalteng.
Tujuan selanjutnya, kata dia, meningkatkan penggarapan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) di wilayah dan sasaran khusus, menurunkan angka stunting melalui peningkatan kesertaan KB untuk menunda kelahiran pada keluarga yang berisiko stunting.
Selanjutnya melakukan pendampingan terhadap ibu hamil dan mengaktifkan kembali mobil unit pelayanan, sebagai sarana penggerakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan KB Program Bangga Kencana untuk menyentuh sampai ke daerah terpencil, demikian Ramlan. (ANT)