KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Setidaknya 2 hari terakhir, isu Anies Baswedan dipaksakan jadi tersangka, makin santer. Pakar hukum tata negara Denny Indrayana kembali mengungkap dugaan kebocoran informasi yang menyebut bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) itu bakal di-tersangka-kan KPK.
Menurut Denny, langkah itu menjadi salah satu cara atau cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjegal pencapresan Anies, yang tampak programnya banyak diterima masyarakat.
“Setelah KPK 19 kali ekspose, ini pemecah rekor, seorang anggota DPR menyampaikan, Anies segera ditersangkakan. Semua komisioner sudah sepakat,” ujar Denny lewat keterangan resminya, Rabu (21/6/2023).
Seperti diketahui, sebelumnya sebuah sumber menyebut beberapa awak KPK yang tak ingin menjadi bagian dari rencana ini didepak Ketua KPK, Firli Bahuri. Denny mengatakan, rencana menetapkan Anies sebagai tersangka sejalan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi yang memperpanjang masa jabatan pimpinan KPK menjadi 5 dari 4 tahun.
Menurut Denny, Jokowi setidaknya memiliki 10 upaya untuk menggagalkan pencapresan Anies. Selain lewat kasus di KPK, cara lainnya yakni melalui langkah politik Kepala Staf Presiden Moeldoko yang hendak mengambil alih Partai Demokrat. Proses itu tengah bergulir di Mahkamah Agung (MA) pada proses peninjauan kembali.
KPK pun merespons klaim Denny. Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri, mengaku pihaknya tengah melakukan proses penyelidikan terhadap kasus Formula E yang disebut menyeret nama Anies. “Sejauh ini masih pada tahap penyelidikan,” ujar Ali.
Meski demikian Ali menilai penyataan Denny tak lebih dari asumsi. Untuk itu, terang dia, KPK tidak ingin menanggapi secara serius. “Kami tak akan tanggapi pernyataan yang berbasis asumsi dan persepsi, sekali pun kami hargai itu sebagai suatu hak kebebasan berpendapat,” kata Ali.
Terpisah, Juru Bicara Anies, Sudirman Said justru meyakini klaim Denny. Sebagai advokat senior, dia menilai Denny tak akan asal bicara. Sudirman menganggap pernyataan Denny semacam peringatan.
“Prof Denny itu hampir seluruh yang dikatakan itu menjadi kebenaran ya, ya dia seorang intelektual, seorang akademisi lah tidak mungkin ngarang-ngarang. Namun, kami berharap Anies tak menjadi tersangka,” kata Sudirman di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu (21/6).
Suara Parpol Pendukung
Terkait hal ini, 2 partai pendukung justru berbeda sikap. Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali meminta Denny tak bikin gaduh. “Dulu menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bakal mengubah sistem pemilu ke proporsional tertutup, tapi tidak terbukti. Pak Denny sebagai orang yang sangat mengerti terhadap hukum, sudah sering membuat kegaduhan dengan pernyataan-pernyataan yang pada akhirnya tidak pernah terbukti. Sudahlah,” kata Ali, Rabu (21/6).
Sebab di sisi lain, Ali meyakini Anies telah menjadi tersangka sejak lama jika KPK telah menemukan bukti yang cukup. “Penyelidikan di KPK sudah berjalan sejak lama terus kemudian ekspose sudah 15 kali. Sampai hari ini belum ada perkembangan selidik,” ucap dia.
Namun sumber redaksi menyebut, cara pandang Nasdem keliru. “Kalau Denny nggak nyanyi, tentu MK akan piloih proporsional tertutup. Begitu diungkap, massa ribuan Demokrat siap datang ke Jakarta. Pakai cap darah pula. Mau ambil risiko? Tapi kita paham sikap politisi Nasdem yang menteri-menterinya sedang diincar KPK,” lanjut sumber tadi.
Sedangkan sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berbeda dengan Nasdem. Mereka menyebut sangat mungkin ada upaya-upaya untuk menjegal Anies Baswedan di Pilpres 2024 dengan menetapkan eks Gubernur DKI Jakarta itu menjadi tersangka.
Juru Bicara PKS M. Iqbal pada satu sisi, menyebut upaya-upaya menetapkan Anies tersangka itu sangat dimungkinkan, meski di sisi lain ia berharap upaya kriminalisasi itu tak terjadi.
“PKS meyakini upaya-upaya tersebut sangat mungkin terjadi, dan berharap upaya-upaya kriminalisasi terhadap Anies tidak terjadi, biarkan Anies Baswedan maju sebagai capres dan rakyat yang akan memilih,” kata Iqbal, Rabu (21/6) malam.
Sikap Anies
SementaraAnies Baswedan akhirnya mau mengomentari pernyataan politikus Demokrat, Denny Indrayana, yang menyebut dirinya akan menjadi tersangka di KPK. Anies menegaskan, ia tak mau memusingkan sesuatu yang dikatakan orang lain dan fokus apa yang ingin dikerjakannya.
“Saya dari dulu fokus apa yang mau kita kerjakan. Saya tak memusingkan apa yang dikerjakan orang lain,” kata Anies diplomatis, sesaat sebelum meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Kamis (22/6) petang untuk naik haji.
Anies mengklaim menjalani semua amanat yang diberikannya selama ini dilakukan dengan baik. Ia juga mengatakan, segala sesuatu yang ada dalam kendalinya akan terus diikhtiarkan.
“Misalnya bahan yang mau kita sampaikan ke masyarakat, itu kita ikhtiarkan. Tapi hal di luar kendali kita, ya kita berdoa mohon perlindungan dari Allah,” kata eks Gubernur DKI Jakarta itu, yang jelang keberangkatan diantar Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).