KABARKALIMANTAN1, Sampit – Provinsi Kalimantan Tengah akhirnya memiliki pusat kremasi jenazah atau krematorium pertama yang terletak di kompleks pemakaman Jalan Jenderal Sudirman km 6 Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur.
“Kita hari ini meresmikan gedung krematorium. Saya apresiasi khususnya kepada Perkumpulan Sosial Bakti yang mewujudkan ini dan tentu menjadi kebanggaan karena kita lebih maju dari kabupaten lainnya,” kata Bupati Halikinnor saat meresmikan krematorium, Jumat (16/6).
Halikinnor mengaku bangga atas selesainya krematorium tersebut, lantaran bukan hanya melihat dari manfaatnya, tetapi juga sebagai bukti kekompakan umat beragama di daerah setempat.
Pembangunan krematorium yang menghabiskan biaya miliaran rupiah itu sebagai wujud kepedulian masyarakat berkontribusi dalam kegiatan keagamaan, khususnya warga keturunan Tionghoa di daerah ini.
“Krematorium yang berpuluh-puluh tahun didambakan, hari ini bisa terwujud,” tuturnya.
Pemerintah daerah akan membantu dengan meningkatkan jalan menuju kompleks pemakaman tersebut agar jalan menjadi mulus saat masyarakat membawa jenazah maupun ketika berziarah.
Secara pribadi, Halikinnor juga menyumbang Rp10 juta untuk membantu perluasan kompleks pemakaman tersebut. Dana tersebut bisa membantu rencana pihak pengelola membeli lahan warga untuk perluasan pemakaman.
“Yang membuat saya sangat bangga, alhamdulillah toleransi dan kerukunan antar umat beragama di daerah kita ini sangat tinggi, sehingga ini menjadi kekuatan besar kita menangkal jika ada isu-isu yang bisa memecah belah kerukunan beragama,” demikian Halikinnor.
Ketua Perkumpulan Sosial Bakti Sampit, Budiman mengatakan, krematorium ini sangat canggih atau sangat modern. Dengan suhu mencapai 800 derajat celcius, kremasi hanya memerlukan waktu sekitar tiga jam untuk menjadikan abu. Mesin yang dilengkapi penyaring ini membuat proses kremasi tidak menimbulkan asap dan bau.
“Mesin untuk kremasi ini buatan Australia. Setelah dikremasi ini, abunya bisa dibawa pulang oleh pihak keluarga. Selama ini kalau mau kremasi harus ke Banjarmasin, sekarang cukup di Sampit,” tutur Budiman.
Krematorium ini ditujukan untuk kegiatan sosial sehingga pengguna jasa hanya diminta menyediakan 150 liter bahan bakar minyak untuk keperluan kremasi. Namun jika berasal dari keluarga tidak mampu maka akan digratiskan.
Budiman menyebut, krematorium ini merupakan kerinduan pihaknya sejak puluhan tahun karena sejauh ini kremasi harus dilakukan di luar Kalimantan Tengah.
“Pembangunan ini dapat terwujud selain adanya bantuan dari Pemkab Kotim juga adanya kerja sama warga Tionghoa dan dukungan semua pihak di daerah ini. Pembangunan ini dimulai April 2021 hingga sekarang, dan baru terwujud pada masa pemerintahan Pak Bupati Halikinnor dan Wakil Bupati Irawati saat ini,” katanya. (ANT)